Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Gizi Klinik lulusan FKUI dr.Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK menyebutkan susu pertumbuhan atau susu fortifikasi dapat menjadi alternatif bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan protein hewani untuk mencegah stunting dalam tumbuh kembang anak.

Hal itu disebabkan karena susu fortifikasi mengandung zat-zat bermanfaat seperti mineral dan vitamin seperti zat besi serta vitamin C yang dapat mendukung kebutuhan gizi anak di masa pertumbuhannya. 

"Ini turut dibuktikan dengan adanya penelitian yang menunjukkan konsumsi susu pertumbuhan 300 mililiter oleh anak bisa menunjang pencegahan stunting anak Indonesia. Jadi berikan protein hewani yang bervariasi bagi anak salah satunya adalah susu supaya kebutuhan nutrisinya bisa tercapai atau adekuat," kata dokter Juwalita dalam diskusi yang berlangsung di Jakarta, Kamis.

Penelitian yang dimaksud berjudul "Daily consumption of growing-up milk is associated with less stunting among Indonesian toddlers" dirilis pada 2019 dalam jurnal "Medical Journal of Indonesia" dikerjakan oleh tiga peneliti dari Universitas Indonesia yaitu Damayanti Rusli Sjarif, Klara Yuliarti, dan William Jayadi Iskandar.

Baca juga: Anemia bisa pengaruhi perkembangan otak anak sampai usia 5 tahun

Lebih lanjut, dokter Juwalita menjelaskan zat besi merupakan zat yang penting dalam penanganan stunting pada anak karena dapat mencegah anemia.

Anemia dikenal menjadi salah satu faktor besar dalam stunting karena dapat membuat metabolisme tubuh tidak maksimal bahkan membuat perkembangan kognitif anak terganggu.

Untuk itu penting mencari sumber makanan atau minuman bagi anak-anak yang tengah mengalami tumbuh kembang dengan kandungan gizi seperti zat besi untuk menangani anemia.

Dari sisi bahan makanan zat besi biasanya terkandung paling banyak dalam bentuk produk-produk hewani seperti daging sapi, hati ayam, hingga kerang.

Dalam data komposisi pangan Indonesia dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diketahui untuk setiap 100 gram hati ayam didapati sebanyak 15,8 miligram zat besi di dalamnya, lalu untuk setiap 100 gram daging sapi didapati memiliki 2,8 miligram zat besi, dan dalam 100 gram kerang terdapat 15,6 miligram zat besi.

Baca juga: Dokter sebut susu perlu dihindari saat konsumsi tablet tambah darah

Angka-angka tersebut sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan zat besi anak-anak yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 28 tahun 2019. Untuk anak berusia 6-11 bulan membutuhkan paling minimum 11 miligram zat besi, anak berusia 1-3 tahun membutuhkan 7 miligram zat besi, dan anak berusia 4-6 tahun membutuhkan 10 miligram.

Namun terkadang tidak semua anak-anak menyukai menu makanan dengan bahan dasar makanan tersebut, untuk itu dokter Juwita menyarankan susu pertumbuhan yang telah difortifikasi dapat digunakan menjadi alternatif untuk pemenuhan zat besi bagi sang buah hati dalam pencegahan stunting.

"Jadi sambil bereksplorasi dengan menu-menu menyenangkan, orang tua dapat memberikan anak makanan dan minuman yang telah difortifikasi untuk menunjang kebutuhan gizi hariannya," kata dokter Juwita.

Baca juga: Ahli gizi: Kekurangan zat besi anak bisa turunkan kemampuan belajar

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024