Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan operasi penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi di Jawa Tengah (Jateng) berlaku secara efektif tiga hari ke depan.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Sumber Daya Darurat, Kedeputian Penanganan Darurat BNPB Agus Riyanto melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

Agus menjelaskan, dimulainya operasi tersebut ditandai melalui penyemaian garam (Natrium Clorida/NaCl) menggunakan pesawat Cessna 208 caravan ke gumpalan awan di langit sejumlah kabupaten dan kota pada Kamis (15/2).

Pada kesempatan tersebut tim operasi BNPB melakukan dua kali penerbangan atau sortie. Masing-masing berlangsung selama kurang lebih satu jam dan menghabiskan sebanyak 2 ton garam yang disemaikan.

Baca juga: BNPB: Perbaikan tanggul & TMC kebutuhan mendesak atasi banjir Demak

Adapun untuk sortie pertama, tim penerbang menghabiskan sebanyak 1 ton NaCl yang disemai di langit Kota Semarang-Laut Jawa, Ambarawa, Kendal, dan Batang dari atas ketinggian 11 ribu kaki.

Kemudian, pada sortie kedua ada sebanyak 1 ton NaCl yang disemai tim penerbang di langit wilayah Magelang, pesisir Kendal, dan Batang dari atas ketinggian 12 ribu kaki.

Selain daerah tersebut, menurut dia, daerah lainnya seperti Kabupaten Blora dan Salatiga juga akan menjadi pusat sasaran operasi modifikasi cuaca di Jateng selama tiga hari ke depan.

Hal itu dilakukan karena setiap daerah sasaran operasi itu posisinya berada di bagian hulu sejumlah sungai, dan berpotensi besar mengalami hujan intensitas tinggi.

“Oleh sebab itu, melalui modifikasi cuaca ini diharapkan bisa mengurangi intensitas hujan daerah di kawasan hulu. Dengan harapan banjir di hilir seperti di Kabupaten Demak dan sekitarnya bisa teratasi dengan baik,”kata dia.

Baca juga: 25.518 korban banjir Demak masih tertahan di pengungsian

Sebelumnya, Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak melaporkan sebanyak 25.518 korban banjir di daerah setempat masih harus bertahan di tempat pengungsian, karena tempat tinggal warga masih tergenang air banjir dengan ketinggian 20-150 centimeter, pada Kamis (15/2) sore.

Puluhan ribu korban itu merupakan warga dari 25 desa di Kecamatan Karanganyar, Gajah, dan Mijen yang terdampak banjir besar sejak Senin (5/2).

Tim Pusdalops BPBD Demak juga mengkonfirmasi hujan deras dan ditambah kiriman air dari hulu membuat tanggul Sungai Wulan jebol, dan hingga saat ini tanggul tersebut belum diperbaiki secara utuh. Hal ini menjadi salah satu hal yang membuat banjir di kabupaten itu belum bisa teratasi sempurna.

Baca juga: BNPB: Operasi kedaruratan banjir Demak butuh keterlibatan multipihak

Penyedotan genangan air menggunakan 20 unit pompa berkapasitas ribuan liter per detik berjalan lamban, karena tidak ada pembatas maka air luapan sungai akan kembali mengalir menggenangi wilayah sekitarnya.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024