Memang pertama-tama adanya kenaikan dari cost of fund. Jadi kalau kita lihat, memang cost of fund kami luar biasa, ya. Dalam setahun kemarin, BI saja sudah menaikkan 7 days repo beberapa kali, tentunya itu seiring dengan The Fed juga
Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie mengatakan bahwa penurunan laba bersih 2023 sebesar 13,37 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan 2022 salah satunya disebabkan biaya dana perbankan (cost of fund) yang meningkat signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mega, bank swasta itu mencatat laba bersih sebesar Rp3,51 triliun sepanjang 2023. Jumlah tersebut turun jika dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp4 triliun.

"Memang pertama-tama adanya kenaikan dari cost of fund. Jadi kalau kita lihat, memang cost of fund kami luar biasa, ya. Dalam setahun kemarin, BI saja sudah menaikkan 7 days repo beberapa kali, tentunya itu seiring dengan The Fed juga," kata Diza saat dijumpai wartawan di Jakarta, Jumat.

Dalam laporannya, Bank Mega mencatat bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tinggi pada tahun lalu turut berdampak pada naiknya suku bunga perbankan serta meningkatkan cost of fund. Menurut catatan, cost of fund pada tahun 2023 meningkat menjadi 4,43 persen year-to-date (ytd) dari 3,05 persen ytd pada tahun 2022.

Selain penurunan laba bersih yang dipicu dari sisi kenaikan cost of fung, Diza mengatakan bahwa penyaluran kredit juga menjadi tantangan tersendiri bagi Bank Mega. Adapun total kredit di tahun 2023 mencapai Rp65,68 triliun, turun dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp69,7 triliun.

Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) juga menurun dari Rp102,9 triliun pada 2022 menjadi Rp89,4 triliun di akhir tahun 2023. Sementara komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) membaik di 2023 menjadi 28,83 persen dibandingkan periode 2022 sebesar 26,76 persen.

Meski begitu, menurut Bank Mega, penurunan kredit dan DPK tidak berpengaruh pada likuiditas dan kualitas kredit. Hal ini tercermin dari posisi LDR sebesar 74,03 persen dan NPL gross sebesar 1,57 persen.

Untuk menekan cost of fund, Diza mengatakan bahwa Bank Mega akan fokus meningkatkan CASA yang ditargetkan dapat mencapai di atas 30 persen pada tahun ini. Melalui beragam program yang dijalankan, Bank Mega terus mendorong agar savings dapat tumbuh di 2024.

"Kami punya mobile banking yang memberikan berbagai macam kemudahan. Kami juga menyediakan layanan BI Fast yang dilakukan di mobile banking. Jadi kami berharap lewat fitur-fitur yang kami tambah dan kemudahan yang terus kami berikan di mobile banking, bisa mendorong peningkatan CASA," kata Diza.

Baca juga: Bank Mega tawarkan kemudahan perencanaan kuliah di luar negeri

Baca juga: Bank Mega jalin kerja sama dengan IFG guna perluas layanan perbankan

Baca juga: Bank Mega targetkan nilai transaksi travel fair capai Rp120 miliar

 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024