"Iya krisis air selesai, kami bangun reservoir komunal dan disesuaikan dengan kapasitasnya," kata Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin di Jakarta, Selasa.
Saat terjadi krisis air di lokasi itu, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk mengatasi kekurangan air di rumah susun tersebut.
Pihaknya memastikan selama enam bulan terakhir warga Rusun Marunda menggunakan air bersih dari PAM Jaya. "Makanya mereka mengapresiasi sekali, sudah tidak ada lagi yang pikul-pikul sampai ke atas," ujarnya.
Baca juga: PAM Jaya bidik 77.000 sambungan baru pada 2024
Dia menegaskan kebutuhan air bersih sudah tersalurkan dengan baik lantaran kunci dari permasalahan itu terletak di penampungan yang harus diatur. "Jadi sekarang tekanan air itu diatur sama reservoir kita," katanya.
PAM Jaya akan terus membangun reservoir komunal demi mencapai target cakupan air bersih 100 persen pada 2030.
Selain itu, PAM Jaya menyebutkan Kabupaten Kepulauan Seribu mengalami minim proses mengubah air laut menjadi air garam (desalinasi) bukan krisis air seperti yang diduga beberapa waktu lalu.
"Di Kepulauan Seribu, sebenarnya bukan krisis air yang kekeringan, karena di sana minim desalinasi," katanya.
Baca juga: PAM Jaya prioritaskan ganti pipa di enam wilayah untuk atasi kebocoran
Arief menuturkan memang sempat ada masalah dalam proses menyulingkan air laut terkait peralatan. Namun hal itu sudah teratasi dengan adanya perbaikan bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI demi tidak mengganggu layanan.
"InshaAllah kita lakukan perbaikan bersama Dinas SDA supaya tak ganggu layanan," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina berharap penampungan air skala besar atau reservoir komunal Perumda Air Minum Jaya (PAM Jaya) mampu memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta Utara.
"Dengan teknologi yang tidak murah, karena buat rakyat itu tidak boleh dihitung-hitung, berapa pun biayanya untuk kepentingan masyarakat harus diutamakan," kata Wa Ode.
Baca juga: DKI yakin ketahanan air bersih di Jakarta dapat mencapai 100 persen
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024