Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Prof. DR Dr Anang Endaryanto, SpA (K), MARS mengungkap besaran risiko anak untuk mendapat alergi. 

“Bagaimana menentukan seseorang itu memiliki risiko alergi yang lebih besar dari orang lain yakni faktor genetik yang terkait dengan risiko alergi nah itu bisa kita lihat dari kedua orang tuanya,” kata dia pada diskusi daring, Selasa.

Anang menyebut, orang tua tentu memiliki peran paling besar terhadap alergi anak. Namun, jika kedua orang tua sama sekali tidak memiliki riwayat alergi, bukan berarti sang anak tidak dapat memiliki alergi.

Baca juga: Dokter: Orang tua tak perlu takut alergi saat beri MPASI pada anak

Anak dengan orang tua tanpa alergi masih berpotensi memiliki alergi sebesar 5-15 persen. Faktor genetik alergi mereka dapat diturunkan tidak hanya dari orang tua, melainkan dapat turun menurun dari generasi sebelumnya, misalnya kakek nenek.

“Selain itu jika saudara kandungnya alergi maka anak yang selanjutnya berisiko alergi 25-30 persen,” ujar Anang.

Lebih lanjut, Anang menjelaskan anak akan berisiko alergi sebesar dua hingga 40 persen apabila salah satu orang tuanya memiliki alergi.

Baca juga: Dokter Spesialis Anak: Jangan samakan alergi dan intoleransi

Sementara bila kedua orang tua memiliki alergi, anak mereka memiliki risiko alergi paling besar, yakni sebesar 50 hingga 60 persen.

Anang mengatakan, orang tua sangat perlu untuk mengetahui apabila anak memiliki alergi atau tidak dengan memperhatikan dengan saksama kesehariannya, mulai dari makanan, debu, hingga obat-obatan.

Menurutnya, hal tersebut sangat krusial untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan kesehatan dan keselamatan.

Baca juga: Dokter: Mencoba konsumsi zat pemicu alergi harus hati-hati

“Orang tua harus tahu bahwa anak alergi atau tidak, untuk mengantisipasi adanya kesalahan medis misalnya. Dengan memperhatikan keseharian anak atau bisa juga tes alergi di fasilitas kesehatan,” imbuhnya.

Alergi pada anak adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh anak bereaksi secara berlebihan terhadap zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.

Bahaya alergi pada anak dapat bervariasi tergantung pada jenis alergi yang dialami, tingkat keparahan reaksi alergi, serta respons tubuh anak terhadap alergen tersebut.

Baca juga: Kejadian alergi susu sapi berkurang seiring bertambahnya usia anak

Baca juga: Sebab penderita alergi lebih banyak di perkotaan daripada pedesaan


Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024