Acara ini akan menjadi wadah untuk menampilkan inisiatif, ide, dan konsep untuk mendorong partisipasi perempuan
Jakarta (ANTARA) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bersama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menggelar side event pada agenda Commission on the Status of Women (CSW) ke-68 di Markas Besar PBB, New York.

"Kehadiran Indonesia dalam forum PBB merupakan hal yang istimewa karena PBB memberikan kepercayaan untuk berbagi pengalaman kepada dunia. Indonesia sendiri dalam hal ini diwakili oleh Kowani yang merupakan bagian dari badan dunia ECOSOC (The Economic and Social Council)," ujar Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo dalam keterangan, di Jakarta, Selasa.

Baca juga: KemenPPPA tekankan kolaborasi perjuangkan hak perempuan dan anak

"Saya mengucapkan terima kasih kepada KemenPPPA yang telah memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Kowani dalam penyelenggaraan side event hari ini dan secara konsisten bersinergi mendukung program-program Kowani demi kemajuan perempuan Indonesia," tambahnya.

Dalam side event tersebut, pihaknya membahas lebih dalam mengenai akar permasalahan kemiskinan, penguatan kelembagaan, dan pembiayaan pemberdayaan perempuan.

"Acara ini akan menjadi wadah untuk menampilkan inisiatif, ide, dan konsep untuk mendorong partisipasi perempuan," kata Giwo Rubianto Wiyogo.

Dari ketiga tema utama tersebut, kemiskinan merupakan isu utama dalam pembangunan yang bersifat kompleks dan multidimensi.

Baca juga: KemenPPPA: Penganggaran responsif gender strategi mencapai kesetaraan

Oleh karena itu, menurut Giwo, pembangunan perlu didistribusikan di berbagai sektor sosial, bisnis, pendidikan, kesehatan, dan kelembagaan.

Dia menambahkan komponen-komponen kunci yang perlu dibahas antara lain pengembangan potensi, kreativitas melalui peningkatan kapasitas, Achievement Motivation Training untuk menumbuhkan kesadaran, memperluas jaringan dan koneksi, serta bagaimana intervensi atau dukungan dari para pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, swasta, maupun LSM, dalam hal pendanaan/pembiayaan dan SDM.

Melalui side event ini, kata dia, menjadi ajang berbagi praktik-praktik baik dari berbagai negara peserta untuk selanjutnya diimplementasikan dan ditindaklanjuti di masing-masing negara.

"Forum ini seharusnya tidak hanya membatasi diri pada diskusi saat ini, tetapi juga berfokus pada bagaimana langkah kecil kita dapat menghasilkan langkah signifikan dalam pemberdayaan perempuan di seluruh dunia," kata Giwo.

Baca juga: KPPPA: Perempuan miliki potensi besar berkontribusi pada PDB negara

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024