Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggencarkan kampanye pilah sampah kepada masyarakat untuk mengurangi food waste atau food loss yakni makanan yang siap dikonsumsi oleh manusia namun dibuang begitu saja dan akhirnya menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA).

"Pemilahan sampah menjadi penting agar sampah yang dikirim ke Bantar Gebang menjadi sedikit, terutama 'food waste'," kata Kepala Bidang Pengurangan dan Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dedy Setiono di Jakarta, Rabu.

Dedy menjelaskan, pada bulan Ramadhan terdapat peningkatan volume sampah di DKI Jakarta setiap hari dari 20 hingga 25 persen daripada hari biasanya.

Menurut dia, tren peningkatan volume sampah tersebut akan terus terjadi hingga masa Lebaran Idul Fitri.

Baca juga: Dewan Guru Besar UI beri solusi tangani "food waste" di Indonesia

Baca juga: Indonesia dan Denmark kerja sama atasi "food loss and waste "


Ia menyampaikan, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta terus melakukan sosialisasi dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta untuk mengedukasi terkait pemilahan sampah.

Tidak hanya itu, DKI Jakarta juga terus mendukung adanya program bank sampah yang ada di masyarakat. Dedy menyebutkan, terdapat 5,8 juta ton sampah yang masih belum dikelola dengan baik pada tahun 2023 lalu.

Oleh sebab itu, kegiatan edukasi pemilahan sampah menjadi penting agar jenis-jenis sampah tertentu dapat didaur ulang sehingga memberikan manfaat ekologi serta memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

"Upaya ini saya yakin ada dampak besar dalam pengurangan sampah. Apalagi kalau kita kelola sampah mulai dari sumbernya yaitu di level rumah tangga," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pengurus Pusat Muhammadiyah, Hening Parlan mengajak masyarakat untuk berjihad untuk keberlanjutan ekologi dengan menghindari food waste.

"Sudah saatnya kita jihad ekologi dengan menghindari membuang-buang makanan. Biasanya membeli makanan berlimpah kemudian simpan di kulkas, akhirnya tidak termakan terus dibuang," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara tertinggi kedua di dunia sebagai penyumbang food waste, sementara Arab Saudi merupakan negara tertinggi pertama.

Menurut dia, upaya perjuangan untuk melestarikan ekologi dalam lingkup yang lebih dekat yaitu keluarga, dapat dilakukan dengan sikap bijaksana dalam mengkonsumsi makanan.

Hal tersebut sejalan dengan ajaran agama Islam bahwa manusia wajib berperan dalam menjaga dan menyelamatkan bumi. "Kalau kita sungguh mengamalkan ajaran Islam, banyak sekali tuntunan untuk turut menjaga dan menyelamatkan bumi melalui berbagai cara," ujar Koordinator Green Faith Indonesia tersebut.
 
Lebih lanjut Hening Parlan menyampaikan, upaya menghindari food waste juga dapat dilakukan dengan belanja dan memasak makanan secukupnya, serta melakukan pemilahan sampah agar dapat dilakukan proses selanjutnya.

"Satu botol plastik tidak bisa terurai selama 400 tahun, satu puntung rokok tidak terurai 50 tahun. Ini termasuk dosa jariyah kalau tidak dikelola dengan baik," katanya.

Baca juga: Hindari mubazir, Pemkot Madiun ajak masyarakat setop boros pangan

Baca juga: Bapanas dukung penerbitan regulasi kurangi "food loss and waste"

Baca juga: Pemprov Lampung gencar edukasi "food waste," cegah kerawanan pangan

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024