Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, eksistensi SGIE dapat membuka peluang luas bagi negara-negara yang mayoritasnya muslim untuk meluaskan jangkauan pasar ekonomi Islam
Jakarta (ANTARA) - Berdasarkan State of The Global Islamic Economy (SGIE) Report, pasar Islam Indonesia berada di peringkat ke-3 terbesar di dunia pada 2023.

"Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, eksistensi SGIE dapat membuka peluang luas bagi negara-negara yang mayoritasnya muslim untuk meluaskan jangkauan pasar ekonomi Islam," kata Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia Zirmansyah di Jakarta, Rabu.

Hal itu menjadi topik utama dalam acara Tech of Islamic 2024 di Universitas Al-Azhar, Jakarta yang digelar oleh MarkPlus Islamic bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Menurut Zirmansyah, pertumbuhan pasar Islam di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat. Melansir pada laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) yang bertajuk The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2024, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia.

RISSC mencatat, jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa pada 2023. Jumlah ini setara 86,7 persen dari populasi nasional yang totalnya 277,53 juta jiwa.

Deputy CEO for MarkPlus, Inc Taufik mengatakan, fenomena peningkatan pengguna aktif media sosial memberikan landasan kuat bagi pengembangan pemasaran yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan teknologi.

"Indonesia memiliki potensi besar dalam menjadi salah satu penggerak utama ekonomi Islam global. Dengan jumlah populasi muslim yang mencapai 1,8 miliar di seluruh dunia, dan pengakuan Bahasa Indonesia oleh UNESCO, teknologi membuka peluang baru untuk menghubungkan Indonesia dengan dunia internasional," ujarnya.

Dalam sesi Full-Fledged Tech, para narasumber menjelaskan bahwa dalam sektor keuangan syariah, teknologi dapat membantu mengumpulkan berbagai data yang tentunya diperlukan perusahaan. Hal ini akan mengarahkan perusahaan untuk membantu kebutuhan pelanggan yang terperinci.

Taufik menjelaskan, pentingnya Web-Based Driven dalam perusahaan terutama sektor pendidikan, dan layanan kesehatan sangatlah signifikan.

Pertama dalam pendidikan, platform berbasis web memungkinkan akses yang lebih luas terhadap materi-materi pendidikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Kedua dalam pelayanan kesehatan, platform web memungkinkan penyedia layanan kesehatan syariah untuk menyediakan konsultasi medis, informasi kesehatan, dan layanan lainnya secara daring dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariah.

Ketiga dalam industri perhotelan, Web-based Driven memungkinkan perusahaan syariah untuk memberikan layanan pemesanan kamar, informasi tentang fasilitas, dan layanan lainnya secara daring dengan memperhatikan kebutuhan dan preferensi tamu yang sesuai dengan aturan syariah, meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman tamu.

"Dengan demikian, platform web berbasis syariah menjadi kunci dalam memenuhi kebutuhan pasar yang semakin berkembang dalam sektor-sektor tersebut," katanya.

Baca juga: KNEKS catat realisasi SEHATI 2024 capai 35,1 persen per Februari
Baca juga: KNEKS susun stranas literasi syariah lewat sinergi kementerian/lembaga
Baca juga: Wapres minta ekonomi syariah berlanjut siapa pun presiden terpilih
Baca juga: KNEKS : Peran fintech penting guna tingkatkan inklusi keuangan syariah

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024