Selain menyiagakan sumber daya manusia, BPBD Bali juga menyediakan tujuh unit truk tangki air yang dapat dikerahkan untuk menangani kekeringan
Denpasar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menyiagakan sebanyak 390 personel yang tergabung dalam tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu mengatasi potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan.

“Berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim kemarau mulai Juni sampai dengan September 2024,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin di Denpasar, Kamis.

Selain menyiagakan sumber daya manusia, BPBD Bali juga menyediakan tujuh unit truk tangki air yang dapat dikerahkan untuk menangani kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan dampak musim kemarau.

Truk tangki itu berasal dari BPBD Provinsi Bali, dan satu unit masing-masing dikerahkan oleh BPBD Kota Denpasar, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Karangasem.

Pihaknya juga menyiapkan peralatan penanggulangan bencana kekeringan yang dimiliki masing-masing BPBD kabupaten/kota dan Provinsi Bali yakni 10 unit pompa air, tiga unit pompa jinjing serta empat unit tandon air berkapasitas 5.500 liter.

Baca juga: Menyiasati defisit air untuk pertanian di Kaldera Gunung Batur Bali 
Baca juga: Presiden sebut BLT El Nino khusus untuk warga terdampak kekeringan


Ia juga memetakan sejumlah langkah antisipatif yang dapat dilakukan masyarakat di antaranya dengan melakukan penampungan air pada sisa musim hujan ini.

Pengelolaan air untuk lahan pertanian juga perlu dilakukan dengan hemat agar dapat menekan risiko penurunan hasil panen.

Tak hanya itu, perlu mempertimbangkan budi daya pertanian yang tak banyak mengonsumsi air.

Sementara itu, berdasarkan data BPBD Bali selama 2023, total bencana kebakaran hutan dan lahan mencapai 107 kejadian yang banyak terjadi saat musim kemarau.

Ia merinci kebakaran hutan dan lahan paling banyak terjadi di Kabupaten Buleleng sebanyak 35 kasus, Kabupaten Karangasem 26 kasus, Kabupaten Bali 22 kasus.

Selanjutnya di Kota Denpasar sebanyak delapan kasus, Kabupaten Badung (8), Kabupaten Klungkung dan Jembrana masing-masing (3) serta Kabupaten Gianyar dan Tabanan masing-masing satu kasus.

Selain itu, selama 2023 total ada 41 bencana kekeringan yang ditangani yang paling banyak di Kabupaten Jembrana sebanyak 23 kasus, kemudian Kabupaten Buleleng ada 16 kasus, kemudian Kabupaten Bangli dan Karangasem masing-masing satu kasus.

Baca juga: Bali bersiap kemarau, BMKG: Optimalkan penampung air sisa musim hujan
Baca juga: Wagub Jatim: Program sumur bor Kemenhan kurangi kekeringan di Madura


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024