Mengatasi stunting itu lebih mahal daripada pencegahan
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) melibatkan kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) daerah itu dalam rangka percepatan penurunan angka stunting (tengkes).

"Peran kader PKK sangatlah penting karena ia menjadi ujung tombak dalam menggaet berbagai elemen masyarakat," kata Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Selatan Sayid Ali di Jakarta, Senin.

Menurut dia, para kader PKK memang telah berperan aktif membantu Pemerintah Kota Jakarta Selatan, dalam upaya penurunan stunting.

Ali menjelaskan, strategi penurunan stunting Jakarta Selatan sudah dilakukan antara lain melalui pemberdayaan masyarakat yaitu dengan kegiatan Kelompok Peduli Gizi (KPG) di wilayah dan Gerakan Orang Tua Asuh bagi Balita Stunting (Go Tuntas).

Baca juga: Pemkot Jaksel bentuk Kelompok Peduli Gizi untuk atasi stunting

Kegiatan ini lanjut Ali, dibentuk di seluruh kelurahan baik lokasi fokus (lokus) stunting dan non lokus untuk bisa mencegah terjadinya stunting dan memperbaiki status gizi balita di wilayah.

"Harapannya bantuan dari ibu-ibu kader PKK dapat memberikan hasil yang optimal dan memperkuat kekompakan semua pihak dalam bersama-sama bersinergi mencegah dan menurunkan angka stunting di Jakarta Selatan," katanya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Jaksel Essie Feransie Munjirin menjelaskan, pihaknya melibatkan 150 peserta yang terdiri dari ketua TP PKK dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan, Forum RPTRA, Pokja 4 hingga kader PKK di 10 lokus stunting.

"Begitu penting peran kita dalam upaya penurunan stunting, saya harap semua tetap semangat dalam menjalankan upaya pencegahan stunting, sehingga impian kita Jaksel terbebas stunting atau zero stunting ini dapat tercapai," katanya.

Baca juga: Pemkot Jaksel fokus turunkan stunting melalui pencegahan sejak dini

Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Selatan memfokuskan penurunan angka stunting atau tengkes melalui pencegahan sejak dini seperti edukasi kepada remaja perempuan, calon pengantin dan ibu hamil.

"Mengatasi stunting itu lebih mahal daripada pencegahan," kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Evelyn.

Menurut dia, penanganan stunting atau gagal tumbuh memang perlu partisipasi semua pihak dan edukasi terkait pencegahan yang perlu terus digaungkan kepada masyarakat.

Evelyn mengatakan bahwa saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan fokus untuk memberikan edukasi dalam hal pencegahan selain penanganan kasus stunting yang masih terus berjalan di lapangan.

Baca juga: Pengelola RPTA Tanjong Timor panen sayur dibagikan ke anak stunting

"Pencegahan yang dimaksud, yaitu dengan memberikan edukasi kepada remaja perempuan, calon pengantin. Dan bagi ibu hamil harus mendapatkan enam kali pemeriksaan," katanya. 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024