dari 113 Fakultas Kedokteran di Indonesia, baru ada 17 yang berhasil membuka program studi spesialis itu pun lebih banyak perguruan tinggi negeri (PTN).
Makassar (ANTARA) - Tim Kelembagaan LLDikti bersama Kemenkes, LAM-PTKes melakukan evaluasi lapangan untuk pembukaan Program Studi (Prodi) Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UMI di Makassar, Selasa.

Kebijakan Ahli Madya LLDikti Wilayah IX Sultanbatara Dr Lusman MM di Makassar, Selasa mengatakan tim evaluasi bersama ini untuk melihat langsung kesiapan FK UMI terkait pengusulan spesialis, visitasi kurikulum hingga sumber daya manusia (SDM).

Ia menjelaskan, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) pada Februari lalu telah konsultasikan usulan UMI, selanjutnya ditandatangani untuk kemudian diteruskan ke Kemenkes dan akhirnya turun rekomendasi rencana pembukaan prodi.

"Jika SK pembukaan turun maka UM menjadi PTS pertama membuka Prodi Obstetri dan Ginekologi. Kami berharap bulan Mei ini SK sudah terbit dan tentu turut menjadi kebanggaan kita di LLDikti IX,"ujarnya pada acara konferensi pers di FK UMI Makassar.

Dekan Fakultas Kedokteran UMI Dr dr H Nasrudin Andi Mappaware mengatakan, pihaknya sudah berupaya sejak empat tahun terakhir dalam proses pembukaan program studi spesialis ini.

Dia menjelaskan, dari 113 Fakultas Kedokteran di Indonesia, baru ada 17 yang berhasil membuka program studi spesialis, itu pun kata dia lebih banyak perguruan tinggi negeri (PTN).

"Kalau UMI sudah berhasil buka maka ini menjadi yang ke-18 dan kami ini merupakan perguruan tinggi swasta," jelasnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa syarat yang memang sangat sulit dipenuhi, diantaranya harus memiliki minimal lima dokter spesialis sebagai tenaga pengajar.

"Kalau dulu harus ada dokter spesialisnya minimal lima orang, sekarang sudah lebih relaksasi syaratnya. Karena kalau spesialis masih ada lebih dalam lagi yakni sub spesialis. Ini yang paling penting," katanya.

Ia menjelaskan, memang banyak lembaga yang harus melakukan evaluasi untuk pembukaan program studi spesialis tersebut, karena bukan hanya dilihat dari universitas, tapi sarana prasarana hingga sumber daya manusianya. Keunggulan UMI karena memiliki Rumah Sakit Ibnu Sina yang milik sendiri.

Menurut dia, umumnya setelah observasi lapangan tim dari LLDikti akan membahas langsung untuk hasil dari evaluasinya. Dirinya berharap pekan kedua atau bulan ini sudah keluar SK pembukaan prodi tersebut.

Sementara Rektor UMI Prof Sufirman Rahman mengatakan, asesmen lapangan dan kehadiran para tim evaluator jadi berkah tersendiri untuk UMI.

"Kalau sudah keluar SK, UMI merupakan PTS pertama di luar Pulau Jawa yang buka program studi spesialis ini," kata dia.

"Kita lihat kita kekurangan untuk tenaga spesialis khusus Obstetri dan Ginekologi itu secara keseluruhan 72 ribu tenaga, untuk menjawab kebutuhan di situlah UMI hadir," lanjut dia.
Baca juga: Kemendikbudristek restui Prodi Spesialis Obstetri dan Obgyn UMI
Baca juga: UMI bina kampus penuhi kebutuhan dokter KTI
Baca juga: FKG UMI: 56,3 persen masyarakat Sulsel miliki kebiasaan minum manis
Baca juga: UMI Makassar serahkan donasi Rp2 miliar ke Palestina

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2024