Mereka tidak bisa berangkat saat melapor ke bandara sebab tiket yang dibeli dari sebuah perusahan travel diduga palsu,"
Ambon (ANTARA News) - Belasan calon penumpang maskapai penerbangan Expres Air atau EA gagal berangkat dari Bandar Udara Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) Provinsi Maluku akibat tiket mereka diduga bermasalah atau palsu.

"Mereka tidak bisa berangkat saat melapor ke bandara sebab tiket yang dibeli dari sebuah perusahan travel diduga palsu," kata Kepala Bandara Saumlaki, Januari Terakurim yang dihubungi dari Ambon, Sabtu.

Akibat gagal berangkat, belasan penumpang ini emosi dan mengancam akan memblokir dan merusak fasilitas bandara.

Kemarahan calon penumpang ini akhirnya disikapi Kabandara yang minta mereka tidak bersikap anarkis dan mengancam akan merusak fasilitas bandara, hanya akibat perbuatan orang lain yang menjual tiket bermasalah.

Menurut Januari, calon penumpang jadi emosi karena tiket mereka ditolak saat melapor di bandara, padahal ada yang akan melanjutkan perjalanan dari Ambon menuju Makassar (Sulsel), Surabaya (Jatim) dan Jakarta.

"Mereka harus mengejar waktu penerbangan dari Saumlaki ke Ambon baru melanjutkan perjalanan. Bahkan ada dua calon penumpang yang akan bepergian ke Singapura tapi akhirnya tertunda," katanya.

Para calon penumpang ini awalnya membeli tiket dari sebuah travel tertentu di Ambon, namun tiket-tiket tersebut ditolak petugas Expres Air di Bandara Saumlaki.

Apalagi hari libur nasional jelang perayaan hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru saat ini, harga tiket yang dipatok pihak travel juga sudah melebihi limit harga tertinggi.

"Normalnya harga tiket pesawat tertinggi Saumlai-Ambon atau sebaliknya Rp1.435.000 tapi 16 tiket bermasalah yang dijual kepada penumpang mencapai Rp1.600.000," katanya.

Pihak direksi Expres Air di Jakarta juga diminta untuk mempertimbangkan lagi agen perusahaan penjualan tiket mereka di Saumlaki seperti travel tersebut.

Sebab pimpinan bandara sudah berulang kali memberikan teguran kepada travel tersebut tapi tidak pernah diindahkan.

Masyarakat juga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam membeli tiket pesawat dari travel-travel yang akhirnya menimbulkan persoalan, ketika di bandara.
(D008/T007)

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013