Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura pada Minggu (26/5) memfasilitasi peluncuran buku antologi cerpen "Bukan Cerpen Biasa" yang berisi kumpulan cerpen, yang diantaranya ditulis oleh pekerja migran Indonesia.

Dalam rilis KBRI Singapura yang diterima pada Senin, Wakil Duta Besar Indonesia untuk Singapura Djati Ismojo mengapresiasi usaha dan dedikasi para pekerja migran yang tetap semangat berkarya meski harus bekerja selama 12 jam sehari.

"Semoga pengalaman kalian yang dituliskan menjadi karya sastra ini dapat menginspirasi," ujar Ismojo.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya Wibawa yang berinisiatif menggelar peluncuran buku ini merasa bangga dengan karya pekerja migran Indonesia.

”Bukan Cerpen Biasa adalah antologi cerpen karya orang-orang luar biasa. Mereka menyempatkan diri berkarya walau setiap harinya mereka bekerja hingga larut malam,” kata Wibawa.

"Peluncuran buku ini tidak hanya menjadi momen penting bagi para penulis, tetapi juga bagi komunitas pekerja migran di Singapura," lanjutnya.

Wibawa berharap buku tersebut dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi pekerja migran lainnya untuk terus berkarya dan menceritakan kisah mereka melalui tulisan.

Baca juga: KBRI Singapura tingkatkan edukasi pekerja migran lewat pemutaran film

Sementara itu, Dewi Lubis sebagai penulis utama sekaligus editor buku tersebut menyampaikan rasa bangga atas terbitnya buku cerpen ini.

”Tidak semua dari penulis ini pernah menulis, sehingga perlu usaha dan kerja keras untuk memberi semangat agar mereka menuntaskan karyanya,” ujar Dewi.

”Selalu ada pilihan hidup lainnya, salah satunya menulis. Semoga menulis juga dapat memberikan pilihan bermanfaat bagi kawan-kawan saya, sesama pekerja migran,” tambahnya.

"Bukan Cerpen Biasa" berisi 31 cerpen yang delapan diantaranya ditulis pekerja migran Indonesia mengenai kisah hidup sehari-hari mereka. Cerita-cerita tersebut mencerminkan suka duka, harapan, dan perjuangan mereka dalam mencari nafkah di negeri orang.

Buku ini tidak hanya menjadi bukti kreativitas dan kemampuan sastra para pekerja migran, tetapi juga menjadi simbol keberanian mereka dalam menyuarakan pengalaman hidupnya.

Buku ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang dan memberikan pandangan yang lebih luas tentang kehidupan pekerja migran di luar negeri.

Saat ini, ada sekitar 130 ribu pekerja migran Indonesia di Singapura, dengan komposisi 90 persen perempuan yang bekerja pada sektor domestik.

Baca juga: KBRI Singapura gelar nobar dokumenter kisah pekerja migran "Pilihan"

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024