Jakarta (ANTARA News) - Empat pesawat tempur Sukhoi milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU), yang dibeli pada 2003 oleh Pemerintah Indonesia dari Rusia, akan segera dipersenjatai mulai 2007. Empat pesawat Sukhoi --sebagai salah satu alat utama sistem senjata yang telah melengkapi persenjataan TNI sejak dua tahun lalu itu-- mulai 2007 sudah mulai dilengkapi dengan roket, peluru kendali dan bom, kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno di Pekanbaru, Riau, Selasa. Usai menyaksikan manuver lapangan Latihan Puncak TNI-AU Angkasa Yudha di Pasir Putih, Pekanbaru, ia mengatakan, kontrak pengadaan senjata empat Sukhoi itu telah ditandatangani tinggal menunggu realisasinya. Pesawat tempur yang dijuluki Flanker ini adalah jenis Sukhoi Su-27 SK Upgrade dengan sepasang mesin masing-masing berdaya dorong 12.550 kg jenis Lyulka AL-31F. Kelebihan pesawat tempur jenis ini juga terlihat dari kelengkapan IRST/Infra Red Search and Track berupa bola kaca di depan kokpit, yang mampu mengendus sasaran sejauh 70 km, sebuah kelengkapan yang tidak dipunyai pesawat keluaran Barat hingga kini. Menengok persenjataan yang mampu diusung, juga tak kalah hebat semisal rudal udara AA-12 Adder yang mampu menjelajah sejauh 50 km (melebihi AMRAAM yang hanya 40 km) ataupun rudal udara jenis R-73 yang mampu menembak pada sasaran ke arah samping hingga sudut 70 derajat. Sedangkan untuk sasaran darat pesawat Sukhoi dapat dilengkapi dengan rudal H-31P berjarak jangkau 100 km atau rudal antikapal jenis H-31A berjarak jangkau 50 km, bandingkan dengan Maverick yang hanya mencapai 15 km. Dengan bahan bakar yang mampu dibawa seberat 6.000 kg pesawat ini mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 kilometer dari pangkalan tolak atau terbang selama empat jam. Seluruh persenjataan itu merupakan senjata udara paling mematikan saat ini, lebih andal dari rudal keluaran Israel jenis Python ataupun AIM-9L/M Sidewinder yang biasa dipakai negara Barat. Beberapa senjata yang kini mulai ditempelkan di tubuh keempat Sukhoi milik TNI AU antara lain rudal cannon dan akhir 2006 akan segera dilengkapi dengan roket dan misil. Tentang penambahan enam pesawat Sukhoi, Herman mengatakan, saat ini konsep pengadaan enam pesawat Sukhoi itu tengah ditangani Departemen Pertahanan (Dephan) dan diharapkan pada 2007 kontrak pengadaannya rampung. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006