Denpasar (ANTARA News) - Juru kampanye nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu berkampanye di Pasar Sukawati, Gianyar, Bali, dan meminta pemerintah membenahi pasar tersebut supaya bisa bersaing dengan pasar modern.

"Saya meminta pemerintah untuk memperbaiki pasar seni tradisional tersebut, baik infrastruktur dan manajemennya, agar bisa bersaing dengan pasar seni modern yang kini semakin menjamur di Denpasar dan sekitarnya," kata kandidat calon presiden dari PDIP itu.

Jokowi, yang selama kampanye menjadi rebutan pengunjung dan pedagang yang ingin foto bersama, membeli kaos, kain dan barang kerajinan di pasar tersebut.

"Untuk oleh-oleh istri, anak teman dan tetangga," kata Jokowi, yang selama kampanye didampingi oleh Rano Karno, Bupati Gianyar Anak Agung Bharata dan sejumlah kader PDIP.

Jokowi mengaku lebih dari tujuh mengunjungi Pasar Sukawati dan prihatin melihat kondisi pasar seni sekarang.

Menurut dia, infrastruktur pasar tersebut perlu diperbaiki, demikian juga manajemen pengelolaannya.

"Infrastruktur pasar harus lebih banyak dibenahi, terutama parkirnya, agar pengunjung lebih nyaman datang ke sini. Saya rasa pemerintah bisa mewujudkan ini," katanya.

Kepala Pasar Seni Sukawati Anak Agung Gede Raka Wibawa Putra mengatakan Pasar Seni Sukawati makin sepi semenjak pasar oleh-oleh modern mulai berdiri tahun 2002.

"Harapan kami agar pasar bisa ramai seperti dulu, dan kendaraan bus bisa masuk," katanya.

Ahli infrastruktur Bali Anak Agung Putu Ngurah Wirawan yang ikut menemani Jokowi mengunjungi pasar itu menyatakan siap membantu perbaikan infrastruktur Pasar Seni Sukawati.

Menurut dia, privatisasi pengelolaan bisa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pedagang Pasar Seni Sukawati.

"Selain itu yang perlu dicarikan solusi adalah masalah infrastruktur bangunan dan fasilitas parkir yang cukup, ini harus dibicarakan dengan pemerintah. Pedagang juga harus bersatu sehingga harga dagangan bisa bersaing dengan menjual produk yang berkualitas," kata Ngurah Wirawan.

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014