para investor properti sepertinya masih menanti kepastian mengenai siapa pemimpin baru yang terpilih sebelum berinvestasi.
Jakarta (ANTARA News) - Investor sektor properti saat ini masih menunggu hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, sebelum melakukan langkah-langkah ekspansi investasi selanjutnya.

"Menjelang Pilpres 2014, para investor properti sepertinya masih menanti kepastian mengenai siapa pemimpin baru yang terpilih sebelum berinvestasi," kata Direktur Utama PT Prioritas Land Indonesia, Marcellus Chandra, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, di Jakarta, Senin.

Ia mengakui saat ini memang relatif terjadi penurunan penjualan produk properti hampir untuk seluruh jenis properti, tetapi ia meyakini penurunan tersebut bersifat sementara.

Menurut dia, respons positif terhadap pasar untuk sektor properti dinilai akan kembali terjadi selepas penyelenggaraan pemilu nanti.

"Fenomena ini biasanya hanya sementara, selepas pesta demokrasi ini, biasanya pasar properti akan kembali bergairah," katanya.

Ia juga mengutarakan harapannya agar siapapun sosok yang terpilih menjadi presiden nantinya bakal dapat mendapat respons yang positif dari pasar properti.

Sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Property Watch menyatakan dampak penyelenggaraan Pemilu 2014 bukanlah menjadi faktor utama yang menjadikan perlambatan pertumbuhan sektor properti di Tanah Air.

"Dampak pemilu meski bukan faktor utama perlambatan pasar properti, namun cukup membuat para pengembang melakukan strategi efisiensi karena berbarengan dengan melambatnya pasar properti," kata Direktur Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda.

Ia mengungkapkan bahwa tingkat penjualan properti di kuartal awal tahun 2014 diperkirakan menurun terutama untuk segmen menengah atas.

Para pengembang, ujar dia, memilih untuk tidak melakukan ekspansi lebih jauh sampai tahun 2015. "Kondisi pemilu merupakan kondisi sementara pasar properti," katanya.

Meskipun banyak pihak melihat potensi peningkatan yang ada pascapemilu, lanjutnya, namun pasar properti tetap membutuhkan waktu untuk mencapai keseimbangan baru sehingga tidak serta merta langsung meningkat.

Selain itu, Bank Indonesia diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate meskipun lebih berhati-hati sambil melihat respon pasar.

Untuk itu, Ali mengimbau para pengembang sebaiknya dapat mengantisipasi kondisi tren pasar yang ada sambil melihat pergerakan pasar yang mulai bergeser ke segmen pasar menengah.

(M040)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014