Jakarta (ANTARA News) - Pelaku bisnis syariah di Indonesia masih kurang intensif dalam menarik dana dari investor Timur Tengah (Timteng) dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia atau Singapura, kata Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula, di Jakarta, Senin. "Dalam kunjungan MES awal bulan puasa ini ke Dubai, Abu Dhabi dan Jeddah, kita diberitahu bahwa mereka (investor Timteng) sebetulnya ingin investasi ke Indonesia. Tapi pihak kita tak pernah berkunjung ke mereka, berpromosi menarik mereka. Lain dengan Malaysia, Pakistan, bahkan Singapura sangat intensif berkunjung ke Timteng," kata Sula dalam diskusi panel yang diselenggarakan majalah Investor menjelang pemberian penghargaan "Investor Syariah Award 2006". Menurut dia, pelaku bisnis di negara tetangga itu bisa setiap tiga atau empat bulan sekali mengunjungi para investor negera-negara petro dolar itu untuk menawarkan produk atau jasa investasi yang sesuai dengan keinginan mereka. "Sementara kita, para pelaku bisnis syariah Indonesia ini baru-baru ini saja datang. Itu pun ternyata salah waktu, karena pada bulan puasa para pemilik modal negara Arab lebih mencurahkan waktu untuk kegiatan ibadah puasa. Jadi yang menemui kita saat ke sana, ternyata orang-orang bule yang merupakan eksekutif manajemen mereka," kata Sula yang juga menjadi Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Ia mengatakan untuk menarik pemodal Timteng itu ternyata lebih efektif dengan pendekatan kultural daripada formal. Ia mencontohkan, ketika rombongannya sulit menemui sasaran pemilik modalnya di "business gathering" (undangan pebisnis) akibat salah waktu (timing) itu, maka ketika meminta waktu kepada beberapa pemilik modal dengan cara kultural, mereka mau menemui rombongan MES sekitar jam 02.00 hingga jam 03.00 waktu setempat sambil makan sahur. "Dalam perbincangan bisnis menjelang waktu sahur itu terungkap keinginan mereka terhadap kita. Salah satunya, Indonesia ini jangan terlalu sibuk membuat regulasi, sementara negara lain terus-menerus mendatangi ke mereka, yang akhirnya saat pihak Indonesia datang ke mereka, duitnya sudah habis," katanya. Menurut Sula, dengan pengalaman pertama itu pihaknya, terutama MES, akan merancang kunjungan rutin ke Timteng untuk berpromosi dan menarik dana invetasi dari negara-negara petrodolar yang diperkirakan mencapai miliaran dolar AS. Pemeringkatan Syariah Dalam acara pemberian penghargaan "Investor Syariah Award 2006", ditetapkan Bank Muamalat menjadi bank syariah terbaik 2006 versi majalah Investor, sedangkan kategori asuransi jiwa syariah yang terbaik yaitu Asuransi Takaful Sejahtera. Selain pemeringkatan pada bank dan asuransi yang beroperasi penuh sebagai institusi syariah, menurut Direktur Investor Grup Randolph Latumahina, majalah investor juga memeringkat unit syariah yang menempel di bank konvensional, baik sebagai unit usaha syariah (UUS) atau cabang asuransi syariah (CAS). Pada kategori UUS beraset di atas Rp500 miliar, UUS BNI menempati urutan teratas, kategori UUS beraset antara Rp100-500 miliar, teratas UUS Bank Bukopin, dan UUS beraset di bawah 100 miliar teratas UUS Bank DKI. Di kelompok CAS jiwa, teratas ditempati Asuransi Jiwa Bumiputera 1912, CAS umum beraset di atas Rp5 miliar teratas Asuransi Tri Pakarta dan CAS umum beraset di bawah Rp5 miliar teratas Asuransi Tokio Marine Indonesia. Menurut salah satu juri pemeringkatan, Adiwarman Karim, pemeringkatan ini berdasarkan penilaian kuantitatif seperti menilai laporan kinerja keuangan, sedangkan segi kualitatif berdasarkan angket yang dikirmkan ke masing-masing institusi syariah. Dikatakannya, selain institusi syariah, juga produk syariah yang mencakup reksadana dan obligasi syariah ikut diperingkat. Untuk obligasi syariah terpilih tiga terbaik yaitu obligasi PTPN VII Syariah Mudharabah tahun 2004, Bank Muamalat Syariah Subordinasi tahun 2003 dan obligasi Berlina I Ijarah tahun 2004. Kategori reksadana syariah dibagi dua, yaitu untuk kelompok reksadana pendapatan tetap terpilih reksadana PNM Amanah Syariah menjadi yang terbaik, sedang untuk kelompok reksadana campuran terpilih reksadana Danareksa Syariah Berimbang. Dalam acara yang pertama kali dilakukan majalah investor itu diberikan juga penghargaan khusus untuk tiga institusi syariah, yaitu Asuransi Umum Takaful sebagai pioner di asuransi umum syariah, Reindo sebagai pioner di reasuransi syariah dan Bank Jabar sebagai UUS yang mencetak laba tertinggi semester pertama 2006. Dalam acara pemberian penghargaan itu dihadiri Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) Harisman dan sejumlah bankir syariah. (*)

Copyright © ANTARA 2006