Sumsel (ANTARA News) - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan Sumatera Selatan (Sumsel) masih menyelimuti sejumlah kawasan di wilayah itu, meski kondisinya berangsur membaik dibandingkan beberapa waktu lalu. Pantauan udara ANTARA, Sabtu, dengan menggunakan helikopter Bell 412 milik TNI Angkatan Darat (AD) menunjukkan masih ada beberapa titik di wilayah Sumsel yang diselimuti kabut asap, seperti Desa Sepucuk, Kecamatan Pademaran, Kabupaten Ogan Komiring Ilir (OKI). Di daerah itu, dari 8,7 juta hektar lahan tidur, maka 1,4 juta diantaranya adalah lahan gambut dengan ketebalan empat hingga lima meter. Akibatnya, kabut asap hampir sebulan menyelimuti separuh wilayah Sumsel termasuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Akibat kabut asap itu, jarak pandang hanya sekitar 100 hingga 200 meter. "Dari ketinggian 1.000 kaki, jarak pandang hanya mencapai 100 sampai 200 meter. Padahal kalau cuaca baik bisa mencapai 2 kilometer lebih," kata pilot Bell 412 Mayor Kav Asep Saefulloh. Cuaca terik, ditambah kabut asap, serta debu yang beterbangan membuat udara di atas kota Palembang dan Kabupaten OKI tidak layak untuk dihirup. Tidak itu saja, mata pun terasa perih. Namun, sejak dua hari ini kabut asap mulai berkurang hingga jarak pandang bisa mencapai 1,5 kilometer, katanya, menambahkan. Kabupaten OKI, Sumsel merupakan salah satu wilayah dengan titik api (hot spot) terbanyak yakni 800 titik. Hal itu disebabkan karena lahan gambut yang dimiliki wilayah itu mencapai 1,4 juta hektare dengan kedalaman empat hingga lima meter. Pemerintah setempat, hingga kini masih kesulitan untuk mengendalikan bara api yang terus menyala di hampir seluruh kawasan lahan gambut di kabupaten tersebut. "Kami telah berupaya keras untuk memadamkan api. Namun, karena keterbatasan alat, maka kami belum mampu menuntaskannya," kata Bupati OKI, Sumsel, Ishak Mekki. Untuk mengatasi hal itu, dalam jangka menengah pihaknya bersama instansi terkait lain termasuk TNI akan membangun pos pemantauan terutama di daerah yang memiliki banyak titik api. Sedangkan pada jangka panjang, Bupati OKI akan mengundang para investor untuk mengalihkan fungsi lahan gambut menjadi lahan produktif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006