Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo jatuh 2,98 persen ke posisi terendah dua bulan pada Jumat, karena investor bereaksi terhadap pengumuman Presiden AS Barack Obama bahwa ia telah menyetujui serangan udara di Irak.

Sementara saham Nikon anjlok karena perolehan labanya pada kuartal pertama buruk.

Indeks Nikkei 225 turun 454,00 poin menjadi ditutup pada 14.778,37, posisi terendah sejak akhir Mei, karena komentar Obama memicu kenaikan tajam dalam yen, yang buruk bagi saham-saham Jepang.

Indeks Topix dari semua saham papan utama jatuh 2,37 persen atau 29,86 poin, menjadi 1.228,26.

Jatuhnya Nikkei di bawah tingkat psikologis penting 15.000 terjadi setelah penurunan di Wall Street dan karena melonjaknya yen -- mata uang "safe-haven" di saat terjadi gejolak atau ketidakpastian -- menyeret pasar Jepang ke dalam wilayah negatif.

Obama mengumumkan bahwa ia telah mengizinkan serangan udara AS ke Irak dan menurunkan pasokan bantuan kemanusiaan untuk mencegah "genosida" oleh kelompok ekstrimis Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) terhadap kelompok minoritas.

Tetapi pemimpin AS, yang mengeritik keras pendahulunya George W. Bush menginvasi Irak pada 2003, mengatakan ia tidak mengirimkan lagi pasukan darat ke negara bermasalah tersebut.

Dolar pada satu tahap tenggelam ke 101,58 yen, dibandingkan dengan 102,09 yen di New York pada akhir Kamis, sementara euro juga turun menjadi 135,93 yen dari 136,42 yen.

Penguatan yen buruk bagi pengekspor Jepang karena mengurangi profitabilitas mereka dan membuat mereka kurang kompetitif di luar negeri.

Saham AS berakhir lebih rendah pada Kamis karena kemajuan oleh para pelaku jihad ISIS di Irak menutup sentimen positif data ketenagakerjaan yang menggembirakan dan dipicu pembicaraan kemungkinan aksi militer AS di Irak.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,46 persen, sedangkan yang lebih luas S&P 500 turun 0,56 persen.

"Sudah lama sekali sejak saham AS menghadapi koreksi besar para investor mungkin sudah lupa bahwa ada sedikit harapan untuk saham Jepang menggelar kenaikan berkelanjutan tanpa dukungan pasar dan investor luar negeri," Norihiro Fujito, penyiasat investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.

"Dengan pengurangan stimulus bank sentral AS terus meningkat dalam beberapa bulan mendatang dan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina masih mendidih, itu bisa menjadi perjalanan kasar untuk saham-saham pada semester kedua 2014," tambah Fujito.

Dalam perdagangan saham di Tokyo, produsen kamera Nikon jatuh 9,37 persen menjadi 1.435,5 yen setelah pada Kamis mengatakan laba bersih kuartalannya turun tajam dari tahun lalu.

SoftBank turun 3,40 persen menjadi berakhir pada 6.801,0 yen karena pemimpinnya Masayoshi Son dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada sore hari, setelah upaya ceroboh unitnya di AS, Sprint, untuk mengambilalih saingannya T-Mobile.

Setelah pasar ditutup, SoftBank mengatakan, laba bersih telah turun 70 persen pada kuartal terakhir dari setahun lalu.

Juga pada Jumat, bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), menahan diri dari perluasan program stimulus yang besar, mengatakan ekonomi nomor tiga dunia itu terus pulih, sekalipun keadaan ekspor dan output pabrik negara itu memburuk, demikian AFP melaporkan.

(SYS/A026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014