Jakarta (ANTARA News) - Pesawat bomb air Rusia Be-200 yang disewa Indonesia untuk memadam titik api yang mengakibatkan kebakaran hutan di Sumatera Selatan (Sumsel) akan dioperasikan selama sepuluh hari dan kemudian pengoperasiannya akan dialihkan ke Kalimantan Tengah (Kalteng). Pengoperasian pesawat tersebut di Kalimantan Tengah juga sangat dibutuhkan karena titik api yang ditemukan di provinsi tersebut cukup banyak, ujar Menko Kesra Aburizal Bakrie dalam konferensi pers di Palembang setelah ikut terbang dengan pesawat bomb air Rusia Be-200 tesebut untuk memadam kebakaran hutan di salah satu titik api di Sumatera Selatan, Rabu sore. Kabut asap yang melanda Kota Palembang dan sejumlah kota di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) berangsur menipis. Titik api di lahan gambut berhasil dipadamkan dua pesawat Rusia. Selain itu, hujan buatan dilakukan tim Pelaksana Operasi Penanganan Bencana Asap juga sudah mulai turun. Dua pesawat Rusia yang disewa pemerintah tersebut, sejak Selasa (31/10) sudah beroperasi ke kawasan hutan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang titik apinya masih berkobar. Dua pesawat bom air yang dikerahkan itu masing-masing jenis Fix Wing tipe BE 200 nomor lambung RF 32765 dan RF 32768. Operasi pengeboman air tersebut dilakukan Ketua Bakornas Mayjen Syamsul Maarif di landasan bandara Internasional Sultan Machmud Badaruddin (SMB) II. Dua pesawat tersebut, ujar Meko Kesra, terus melakukan pemadaman di lahan gambut di Kabupaten OKI seperti di Cengal, Sepucuk, Sungaimenang secara bergantian. "Setiap berangkat satu pesawat bisa menumpahkan air sebanyak 10 ton dengan racunnya ke lokasi titik api. Kemarin pesawat tersebut 3 kali terbang dan sekarang saja sudah 3 kali terbang mengambil air di laut untuk disemprot dari udara ke lahan yang terbakar" ujar Bakrie didampingi Syamsul Maarif. Pesawat ini bisa mendarat di atas permukaan air untuk mengambil air sebanyak 12 ton. Jadi sangat terbantu sekali dan buktinya kabut asap sudah berkurang dan menipis, sebab jumlah titik api di lahan gambut sudah dipadamkan, apalagi sekarang sudah turun hujan," tegasnya. Sebenarnya 95 persen titik api yang terdapat di Sumatra Selatan banyak terdapat di lahan gambut dan sisanya kebakaran hutan yang disebabkan aktifitas manusia dalam usaha untuk mencari kehidupan dengan pola bertani dengan membakar (sonor). Sekarang ini tidak api tidak begitu banyak, sebab berbagai kekuatan dikerahkan untuk memadam api dan mengatasi asap mulai dengan hujan buatan, pengoperasian enam pesawat BO-105 serta satu pesawat Hughes 500 yang kedua berperan sebagai bomb air dengan kapasitas angkutan air ratusan liter. Pesawat bomb air Rusia ini bisa memadamkan api dalam area dengan luas 4000 meter per segi, sehingga sebaran titik api bisa ditahan. "Mudah-mudahan dalam sepuluh hari, titik api sudah dapat dipadamkan," ujar Menko Kesra. Pemerintah Indonesia menyewa dua pesawat bomb air Rusia Be-200 ini selama satu setengah bulan dengan total biaya sebesar 5,2 juta dolar Amerika Serikat dan karena itu pemamfaatan pesawat ini harus betul-betul effektif dalam rentang waktu ini, tegasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006