Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan membahas rencana Free Trade Agreement (FTA) atau perdagangan bebas dengan Uni Eropa (EU)pada September 2015 di Bali.

"Bulan September tahun ini rencananya ada pertemuan awal antara Eselon I dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan dengan pihak EU," kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Jumat.

Sigit mengatakan, saat ini pihaknya masih mengkaji skup apa saja yang akan dinegosiasikan pada pertemuan tersebut, dengan mempertimbangkan berbagai manfaat dan tantangan dengan adanya FTA.

Menurut dia, pembahasan peluang FTA dengan EU tersebut memang terbilang lebih lambat dibandingkan negara tetangga Malaysia dan Vietnam, yang sudah memasuki putaran pembahasan ke delapan, atau memasuki tahap penandatanganan FTA.

"Malaysia dan Vietnam sudah mendekati penandatanganan. Ini memang perlul kita waspadai, karena Eropa merupakan salah satu pasar terbesar CPO Indonesia. Karena bea masuk di sana itu sekitar 7 persen," kata Sigit. 

Sigit menambahkan, upaya mengejar ketertinggalan melalui negosiasi tersebut memang akan dilakukan, namun tetap akan mempertimbangkan untung rugi yang akan didapat jika FTA tersebut betul-betul dibuka.

"Kalau hanya di beberapa aspek (keuntungan) kan rugi. Karena mereka juga pasti mengingnkan sesuatu di sini. Itu juga yang harus dihitung 'cost and benefit' serta risikonya," tambahnya.

Selain membuka akses pasar bagi Indonesia, adanya FTA dengan Eu juga diyakini mampu mengamankan pasar ekspor beberapa komoditi di negara tersebut.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015