Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR Moreno Soeprapto menyatakan generasi muda harus dilindungi dari pengaruh radikalisme karena mereka merupakan kelompok yang paling rentan untuk terpengaruh paham itu.

"Harus diupayakan juga upaya pencegahannya agar tidak setengah-setengah, tapi harus terus ditingkatkan mulai dari lingkungan rumah sendiri, sekolah, dan ajang pergaulan mereka," katanya di Jakarta, Jumat.

Anggota Komisi X DPR ini mengatakan Indonesia sangat rentan terhadap radikalisme karena jaringan radikalisme dan terorisme di Tanah Air masih ada meski sebagian besar para pelakunya kini di dalam penjara.

Apalagi, tambah politikus Partai Gerindra ini, saat ini kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sangat gencar melancarkan propaganda di seluruh dunia, terutama melalui media sosial dan dunia maya.

"Kuncinya adalah pendidikan, baik pendidikan formal maupun agama sejak dari rumah sampai sekolah. Kalau generasi muda kita mendapat pendidikan umum dan agama yang baik, pasti otomatis paham radikalisme itu akan terbendung dengan sendirinya," kata dia.

Mantan jawara balap Indonesia itu sepakat dengan upaya dan tindakan yang dilakukan pemerintah melalui berbagai lembaga seperti kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mencegah dan menanggulangi menyebarnya paham radikalisme dan terorisme di Indonesia. Ia juga mengajak berbagai lembaga kepemudaan untuk aktif dalam pencegahan bahaya radikalisme dan terorisme.

"Kita sudah punya Pancasila sebagai senjata untuk memerangi paham radikalisme dan terorisme. Pancasila terbukti sudah menjadi alat pemersatu bangsa," kata dia.

Hal yang sama diutarakan bintang iklan dan presenter Darius Sinathrya. Ia mengungkapkan bahwa generasi muda Indonesia harus pandai menyaring informasi yang bersumber dari dunia maya agar tidak mudah terpengaruh propaganda yang disebarkan oleh kelompok radikalisme dan terorisme.

Menurut Darius, kelompok radikalisme sangat pintar memainkan emosi sehingga ada ikatan awal yang dibangun melalui simpati, rasa iba, senasib sepenanggungan, yang akhirnya membuat korban tertarik mendalami ideologi atau ajaran tersebut.

"Kalau sudah begitu orang yang sudah terkena racun radikalisme dan terorisme akan terlibat dalam tindakan radikalisme dan terorisme yang banyak merugikan banyak orang," kata dia.

Oleh karena itu, Darius menilai langkah BNPT yang menggalakkan kampanye atau propaganda damai sudah tepat.

"Karena kalau semua informasi di dunia maya bernuansa negatif dan tidak ada yang menetralisir tentunya akan sangat mudah rekrutmen itu terjadi," kata pria yang pernah menjadi manajer timnas Futsal Indonesia ini.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015