Jambi (ANTARA News) - Udara di Jambi, Senin, sempat membaik dengan jarak pandang mencapai 3.800 meter, namun itu hanya bertahan selama dua jam dan daerah itu kembali diselimuti kabut asap pekat.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi, Nurangesti, Senin, mengatakan, jarak pandang membaik diangka 3.200 meter pada pukul 15.00 Wib dan 3.800 meter pada pukul 16.00 Wib.

"Ini kabar baik untuk kita semua, jarak pandang sudah bisa mencapai 3.800 meter. Dengan jarak pandang itu pesawat komersil bisa landing," kata Nurangesti saat rapat koordinasi penanganan Karhutla di Jambi, Senin.

Namun berdasarkan rilis BMKG update per jam, jarak pandang kembali drof, yakni hanya 500 meter pada pukul 17.00 dan 18.00 Wib. Namun jarak pandang kembali naik menjadi 1.500 meter pada pukul 19.00 Wib. Kemudian pada pukul 20.00 Wib naik menjadi 2.300 dan pukul 21.00 naik menjadi 2.400 meter.

Sedangkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) update pukul 15.00 Wib, Senin, terpantau menurun yakni 193. Padahal dua hari sebelumnya sempat menembus angka 409.

"Hari ini ISPU 193 masuk kategori tidak sehat dengan konsentrasi maximal 641 pada pukul 17.00 Wib dan konsentrasi minimal 95 pada pukul 18.00 Wib. Dan konsentrasi rata-rata 335," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLHD) Provinsi Jambi, Rosmeli.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada menyebutkan, telah terjadi peningkatan penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) di Provinsi Jambi.

"Kasus ISPA sejak seminggu terakhir mengalami peningkatan. Saat ini kasus penderita ISPA di Provinsi Jambi tercatat mencapai 10.058 kasus," kata Andi Pada.

Pantauan di lapangan Senin, kabut asap sejak pagi terasa pekat. Jarak pandang pun hanya sekitar 500 meter. Namun pada pukul 15.00 jarak pandang memang menjadi jauh dan bau asap tidak terasa sesak didada.

Tapi menjelang sore, kabut asap terlihat kembali turun dan pekat. Bau asap pun kembali tercium menyengat. Nafaspun kembali sesak jika terhirup udara yang bercampur asap itu.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015