Mumbai, India (ANTARA News) - Guna mengurangi konsumsi kayu dan meningkatkan penggunaan baja di Indonesia, pemerintah Indonesia mendorong masuknya investasi di bidang industri baja oleh perusahaan-perusahaan baja India. "Kenapa kita pilih India, karena mereka sangat efisien dan sangat fungsional," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam keterangan persnya di Mumbai, India, Kamis. Menurut Wapres, pemerintah saat ini berkeinginan meningkatkan produksi baja di Indonesia, dengan beberapa alasan. Pertama, Indonesia memiliki bahan baku biji besi yang melimpah. Kedua, Indonesia sedang membangun sehingga butuh baja. "Ketiga, kebutuhan baja domestik kita kecil, karena kita masih banyak memakai kayu," kata Wapres. Karena masih menggunakan kayu, maka hutan-hutan ditebang untuk digunakan kayunya. Oleh karena itu, pemerintah saat ini ingin juga memperbaiki kondisi hutan dengan mengurangi penebangan dan salah satu caranya mengganti penggunaan kayu dengan baja. "Kenapa baja kita masih mahal, karena kita masih impor. Oleh karena itu, kita dorong adanya (industri baja)," kata Wapres. Dalam kunjungan ke India ini, perusahaan baja India Ispat Steel telah mengajukan proposal untuk berinvestasi di bidang industri baja di Indonesia. Selain Ispat Steel yang merupakan anak perusahaan dari Global Steel, perusahaan India lainnya, yakni ESSAR dan Tata, juga menyatakan berminat masuk dalam indutri baja di Indonesia. Tawaran yang diberikan pemerintah Indonesia saat ini disambut antusias oleh para pengusaha baja India, katanya. Ketika ditanyakan bagaimana bentuk kerjasama yang akan dilakukan, Wapres mengatakan hal itu bisa bermacam-macam, seperti joint venture, konsesi, membeli atau kerjasama. Beberapa fasilitas yang diinginkan oleh para pengusaha India antara lain adanya pasokan energi, infrastruktur, pelabuhan dan sebagainya. Saat ini pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan sebuah lokasi khusus untuk indutri baja di wilayah Kalimantan. Sementara Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan bahwa bisa saja ketiga perusahaan baja India (ESSAR, Tata dan Ispat Steel), melakukan investasi di bidang industri baja. Indonesia, tambahnya, tetap terbuka untuk masuknya industri baja. (*)

Copyright © ANTARA 2007