Yogyakarta (ANTARA News) - Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (KPMP) Yogyakarta mendorong terwujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sehingga mendukung terciptanya lingkungan yang nyaman bagi perempuan untuk berkarya.

"Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dapat dimulai dari rumah, yaitu tidak adanya pengkotak-kotakan tugas antara laki-laki dan perempuan. Semuanya dilakukan dalam kebersamaan," kata Kepala KPMP Kota Yogyakarta Lucy Irawati di sela peringatan ke-87 Hari Ibu di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, terwujudnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan juga akan mendorong terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.

Tidak adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, lanjut Lucy, merupakan salah satu pemicu munculnya kasus kekerasan dalam rumah tangga dengan korban perempuan dan anak-anak.

"Yang justru menjadi kekhawatiran kami adalah semakin meningkatnya eksploitasi terhadap anak-anak, khususnya eksploitasi ekonomi dan seksual," katanya.

Berdasarkan data, kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kota Yogyakarta fluktuatif. Pada 2012 tercatat 265 kasus, 2013 sebanyak 691 kasus, 2014 turun menjadi 642 kasus dan hingga Oktober tahun ini tercatat 501 kasus. Korban sebagian besar berusia lebih dari 25 tahun.

Selama 2014, jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga dengan korban anak-anak tercatat 103 kasus.

Pada tahun depan, KPMP Kota Yogyakarta berencana membuat satuan tugas perlindungan anak dan perempuan di sejumlah kelurahan sebagai rintisan. Anggota satuan tugas berasal dari berbagai elemen masyarakat seperti Mitra Keluarga, pemuda dan tokoh masyarakat.

"Dengan adanya satuan tugas tersebut, korban kekerasan dalam rumah tangga bisa mengetahui kemana harus mengadu dan bagaimana penanganannya," katanya.

Selain itu, KPMP Kota Yogyakarta dan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada sedang menyusun mekanisme penanganan kekerasan seksual terhadap anak. Petunjuk teknis tersebut diharapkan selesai bulan ini dan bisa dijadikan sebagai dasar penanganan tahun depan.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun mengatakan, 99 persen korban kekerasan dalam rumah tangga adalah anak dan perempuan.

"Oleh karena itu, perlu dukungan dari seluruh pihak untuk membuat program kegiatan yang lebih realistis guna memberikan dukungan terhadap perempuan dan anak," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015