Jakarta (ANTARA News) - Royal Philip mengumumkan kerjasama dengan Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat dalam menerapkan program Mobile Obstetrical Monitoring (MOM) yang merupakan aplikasi untuk  memonitor kehamilan ibu dalam upaya memperpanjang dan memperluas akses kesehatan.

"Angka kematian ibu dan anak sangat tinggi. Statistiknya, Indonesia di negara Asia Tenggara salah satu paling buruk," kata Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo di Jakarta, Senin.

"Tentu ini menjadi keprihatinan yang mendalam terutama untuk ibu-ibu di daerah terpencil di mana spesialis rata-rata berkumpul di kota besar, tidak banyak yang bersedia di kota kecil," sambung dia.

Hal itu diperparah oleh rumitnya kehamilam risiko tinggi yang dideteksi di akhir meja persalinan sehingga kaget dengan situasi yang dihadapi.

"Padahal sebetulnya yang terjadi tidak seperti itu, sebelumnya kehamilan berisiko tinggi tidak terdeteksi, sehingga aplikasi ini sebagai upaya bagaimana kita mendeteksi sedini mungkin," ujar dia.

Bidan mendapat ransel berisi peralatan, termasuk gadget untuk memasukkan data yang diunggah ke pusat data.

Sistem kemudian akan memberikan peringatan kepada dokter jika kehamilan berisiko tinggi. Aplikasi ini dapat dijalankan baik secara online maupun offline.

"Kami yakin dan percaya jika ini dilakukan disiplin maka angka kematian akan menurun. Sebelumnya, telah dilakukan pilot project yang berlangsung setahun untuk aplikasi ini," kata Suryo.

"Ini solusi yang tepat untuk berkontribusi menurunkan angka kematian ibu dan anak di Sijinjing khususnya, dan di Indonesia umumnya," lanjut dia.

Sebagai penyedia aplikasi, Philip juga menggandeng Telkom untuk menangai jaringan dan pusat data.

"Untuk operasi di daerah terpencil Telkom lebih unggul. Selain itu, mereka juga punya data center atau cloud," ujar Suryo.


Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016