New York (ANTARA News) - Indeks Dow berakhir di atas 18.000 untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan pada Senin (Selasa pagi WIB), karena pasar saham Wall Street mengabaikan kegagalan negara-negara penghasil minyak utama mencapai kesepakatan untuk memperkuat harga.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 106,70 poin (0,60 persen) menjadi berakhir di 18.004,16, penutupan pertama di atas tingkat 18.000 poin sejak 20 Juli tahun lalu.

Indeks berbasis luas S&P 500 naik 13,61 poin (0,65 persen) menjadi ditutup pada 2.094,34, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq menguat 21,80 poin (0,44 persen) menjadi 4.960,02.

Harga minyak awalnya jatuh tertekan berita kegagalan pembicaraan produsen-produsen utama di Doha, Qatar, untuk membatasi produksi mereka. Tetapi, harga minyak terangkat kembali mendekati tingkat sebelumnya, sebagian karena berita pemogokan para pekerja minyak di Kuwait.

Saham-saham minyak bumi membukukan keuntungan yang mantap, termasuk anggota Dow Chevron, naik 1,5 persen, dan ConocoPhillips, naik 3,0 persen.

"Kami tidak melihat semacam pergerakan besar-besaran dalam harga minyak yang telah memproyeksikan jika pembicaraan Doha gagal," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities.

Saham-saham saham perbankan juga naik, dengan Bank of America dan Wells Fargo keduanya menguat 1,2 persen dan JPMorgan Chase bertambah 0,7 persen.

Apple jatuh 2,2 persen, penurunan sesi kedua berturut-turut di tengah kekhawatiran bahwa penjualan iPhone kemungkin melemah.

Anggota Dow, Disney, melonjak 2,9 persen di tengah berita bahwa film "Jungle Book" memimpin box office AS selama akhir pekan, mendapat keuntungan kotor 103,6 juta dolar AS.

Amazon naik 1,5 persen karena meluncurkan layanan video streaming mandiri sebagai saingan Netflix dan Hulu. Layanan ini sebelumnya hanya tersedia sebagai bagian dari program langganan Amazon Prime.

Perusahaan mainan Hasbro naik 5,8 persen setelah melaporkan bahwa laba bersihnya pada kuartal pertama melonjak 83 persen menjadi 48,8 juta dolar AS. Keuntungan tersebut terkait dengan wara laba "Star Wars" yang laris manis. Demikian laporan AFP.

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016