Jakarta (ANTARA News) - Council of Palm Oil Producer Countries (CPOPC) atau Dewan Produsen Sawit, di mana Indonesia dan Malaysia menjadi inisiatornya, akan mulai beroperasi pada 1 Januari 2017.

"Jadi kita membentuk organisasi untuk mendorong kemampuan minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO)," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.

Menperin menyampaikan hal tersebut usai melakukan kunjungan ke negeri jiran Malaysia pada Rabu (31/8), untuk membahas pengoperasian CPOPC.

Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto yang mendampingi Airlangga mengatakan, kedua negara produsen sawit terbesar dunia tersebut memformulasikan pengoperasian CPOPC yang rencananya memiliki sekretariat di Jakarta.

Panggah menjelaskan, CPOPC akan membuat standarisasi operasional industri sawit mulai dari hulu atau kebun, hingga ke hilir atau proses pengolahan.

Selain itu, lanjut Panggah, CPOPC juga akan membina petani sawit dari kedua negara untuk meningkatkan kapasitas keahlian, melatih soal manajemen stok dan membentuk palm oil green economic zone.

"Kemenperin nanti akan fokus untuk pembentukan palm oil economic zone ini. Menyangkut kriteria dan prinsipnya," ujar Panggah.

Tiga kawasan industri sawit di Indonesia dan Malaysia akan dipilih untuk tahap awal realisasi proyek palm oil economic zone tersebut.

Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menetapkan tiga kawasan, yakni kawasan industri di Dumai, Sei Mangke dan Kalimantan Timur.

Setelah CPOPC berjalan, Panggah menambahkan, beberapa negara pengembang minyak sawit akan ikut bergabung, antara lain Brazil, Nigeria, Pantai Gading dan Thailand.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016