Denpasar (ANTARA News) - Ribuan telur yang dirangkai dalam aneka diorama menyerupai benda-benda khas warga muslim, mewarnai rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kampung Jawa, Denpasar, Bali, Sabtu petang. Belasan diorama dari telur warna-warni yang sebagian besar berbentuk masjid, ketupat dan kabah itu, diarak puluhan orang mengitari Kampung Jawa, yang penduduknya mayoritas muslim yang berasal dari luar Bali. Diiringi kesenian rudat, yakni kolaborasi antara seni musik rebana dan gamelan tradisional Bali, para pengusung diorama yang tampil dengan pakaian adat masing-masing daerah asal, tampak begitu bersemangat, menari dan berjingkrak-jingkrak di sepanjang jalan dilalui. Tidak hanya kaum muslim, sejumlah warga dari agama lain pun tampak cukup banyak ambil bagian dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diberi nama Festival Telur tersebut. Arak-arakan yang kemudian berhenti di bagian halaman Masjid Baiturrahman, dilanjutkan dengan acara "gerebegan", yakni rebutan telur rebus yang sebelumnya mereka arak. Menurut beberapa penduduk setempat, telur yang berhasil mereka peroleh dalam "gerebegan" tersebut, diyakini akan membawa berkah. H Syamsul Qodir SAg, sekretaris panitia penyelenggara Festival Telur, mengakui kalau masyarakat di daerahnya percaya bahwa telur yang disertakan dalam kegiatan dapat mendatangkan berkah. Sehubungan dengan itu, kata dia, tak mengherankan jika acara arak-arakan selesai, masyarakat kemudian beramai-ramai berebut telur yang ditempel dan menghiasi sejumlah diorama yang disertakan dalam festival tersebut. Usai "gerebegan", dilanjutkan kegiatan berupa shalat Isya berjamaah dan ceramah di mesjid terbesar di Kampung Jawa itu. Tampil selaku penceramah, KH Dr Zainurroziqin MM MPd, yang khusus didatangkan dari Malang, Jawa Timur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007