Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) komit untuk memperkuat kerja sama bilateral kedua negara di bidang pertahanan dan keamanan. "Berdasarkan evaluasi, ada kemajuan dalam hubungan kedua negara. Oleh karena itu kita akan perkuat hubungan terutama dibidang keamanan kedua pihak," kata Kepala Delegasi AS pada Dialog Keamanan Indonesia-Amerika (Indonesia-United States Security Dialogue/IUSSD) ke-5 Jim Shinn, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, Indonesia dan AS memiliki kesamaan kepentingan keamanan dan dilandasi kesamaan nilai-nilai demokrasi, jadi hubungan keamanan antara kedua negara harus terus berlanjut dan menghasilkan kemajuan. Dalam pertemuan yang berlangsung dua hari, masing-masing pihak akan membahas berbagai bentuk kerja sama yang telah ada dan akan dikembangkan oleh masing-masing pihak seperti pertukaran perwira, penanganan bencana alam dan penanganan terorisme. "Ada banyak kesamaan yang akan dibahas. Dalam pertemuan ini kami juga mendatangkan banyak ahli dari US untuk memperkuat hubungan kerjasama terkait dengan masalah keamanan. Kami akan melihat bagaimana kita dapat perluas kerjasama keamanan di seluruh wilayah Indonesia dan Asia Pasifik," tutur Shinn. Ia menegaskan, pandangan AS terhadap Indonesia sebagai mitra yang kuat dan AS dapat belajar banyak tentang banyak hal dari Indonesia, termasuk keberhasilan memwujudkan perdamaian di Aceh. "Bagi kami kasus Aceh sangat mengagumkan, karena Indonesia berhasil menuntaskan berbagai situasi yang sulit," ujar Shinn. Sementara itu, Ketua Delegasi Indonesia yakni Mayjen Dadi Susanto mengatakan, kegiatan dialog yang berlangsung dua hari difokuskan pada kepentingan kedua negara, khususnya di bidang pertahanan dan keamanan. "Kita akan bertemu berkaitan dengan pandangan global dan kebijakan seperti pertukaran pelajar, kunjungan official, disaster program dan sebagainya," katanya. Dadi menambahkan, dalam dialog kali ini akan dilibatkan pihak kepolisian untuk membahas kerja sama keamanan kedua negara, termasuk penanganan terorisme terkait penegakkan hukum dan peran kepolisian. Tentang apakah isu HAM masih menjadi ganjalan bagi komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan kerja sama yang telah terjalin, ia mengatakan, kedua pihak tidak berpikir seperti itu meski masalah HAM menjadi salah satu pokok masalah yang menjadi perhatian kedua pihak dan isu HAM bukan isu utama.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007