Surabaya (ANTARA News) - Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Prof Dr Budi Prasetyo, menyatakan bahwa para alumni bisa berperan membantu program "Tracer Study" atau studi penelusuran alumni guna membantu mencapai status universitas kelas dunia.

"Alumni diharapkan juga dapat berpartisipasi pada program Alumni Mengajar yang akan dilaksanakan mulai 2017," katanya pada "Kongres dan Reuni Akbar" alumni FISIP-Unair di Kampus B Unair, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

Mewakili Dekan Fisip-Unair Dr Falih Suaedi, ia mengatakan bahwa para alumni yang kini lebih dari 100.000 orang juga dapat memberikan sumbangsih pada program fasilitasi magang mahasiswa, serta "job seeker" lulusan.

Program lainnya, pembinaan organisasi kemahasiswaan, "Diskusi Rabuan", dukungan kerja sama Tridarma, serta dukungan sarana dan prasarana.

"Dan melakukan apa yang kami sebut program Terus Menyapa, berupa kritik, usul, saran, peluang dan lainnya," kata Budi saat didampingi Wakil Dekan II Dr Tuti Budi Rahayu dan Wakil Dekan III Prof Myrtati Dyah Artaria, Ph.D.

Pada kongres dan reuni akbar yang dihadiri tidak kurang 250 alumni angkatan 1978 hingga 2012 dari berbagai daerah di Indonesia itu mengusung agenda utama pemilihan pengurus alumni Fisip-Unair masa bakti 2016-2020.

Sementara itu, alumni yang hadir dalam kesempatan itu di antaranya adalah Ketua IKA FISIP-Unair masa bakti sebelumnya Moh Maksum (Sosiologi 78), Aat Surya Syafaat (Hubungan Internasional 82) yang kini Direktur Pemberitaan LKBN-Antara, komisioner KPU pusat Arief Budiman (Ilmu Politik 1994) dan Sekretaris II Ikatan Alumni (IKA) Unair EC Budi Widajanto.

Terkait dengan studi penelusuran alumni, kata Budi Prasetyo, Unair melalui Pusat Pembinaan Karier dan Kewirausahaan (PPKK) sedang dan terus meningkatkan hubungan dengan para alumni seperti halnya dilakukan universitas-universitas terkemuka di dunia.

Untuk dapat mencapai status universitas kelas dunia, tentu dibutuhkan dukungan para alumni, dan diharapkan kesediaan para alumni Unair untuk bekerja sama mengisi kuesioner "Tracer Study" itu.

Pengisian kuesioner itu ditujukan untuk alumni dengan tujuan untuk mengetahui masa transisi dari dunia kampus menuju dunia kerja, dan menganalisis tingkat kompetensi yang diperoleh pada saat pendidikan dan aplikasinya di dunia kerja.

Studi ini juga akan menggali informasi terkait dengan proses dan kondisi pembelajaran di Unair, yang akan digunakan untuk memberikan umpan-balik bagi penyempurnaan kurikulum.

Hasil dari studi ini akan menjadi data berharga bagi Unair yang akan digunakan sebagai masukan untuk berbagai upaya dan program pengembangan universitas, termasuk di antaranya akreditasi dan pemeringkatan internasional.


Pengurus baru

Sementara itu, pemilihan pengurus baru IKA Komisariat FISIP-Unair, akhirnya ditentukan melalui pemungutan suara dengan tiga kandidat setelah dilakukan tahapan pendaftaran calon ketua oleh panitia pemilihan, yang dibuka sejak 13-23 November 2016.

Tiga calon yang memenuhi syarat itu adalah Andik Fadjar Tjahjono (Ilmu Politik 85), R Awan Tjatur Perkasa (Ilmu Politik 85) dan M Zahirul Zahirul Haq (Administrasi Negara 96).

Dari penghitungan kertas suara, akhirnya Andik Fadjar Tjahjono mendapat suara terbanyak yakni 85 suara, R Awan Tjatur Perkasa meraih 57 suara, dan M Zahirul Zahirul Haq mendapat 56 suara.

Ketiganya mendapat mandat menjadi tim formatur untuk menyusun kepengurusan baru masa bakti 2016-2020.

Rangkaian kegiatan kongres dan reuni itu juga diisi pementasan penari khas Surabaya "remo" dari anak-anak berkebutuhan khusus (disabilitas), dan pentas musik, yang juga dari kalangan disabilitas. Acara berlangsung hingga malam hari.

Guna mengenang masa belajar di FISIP-Unair, panitia juga mencuatkan istilah-istilah campuran "Suroboyoan" dan masa kini, yakni dimulai dengan "Selamat Datang The FISIPERS": Selamat Ber-Reuni, "Nggedhabrus", "Narsis", "CLBK/Cinta Lama Bersemi Kembali".

Istilah-istilah lainnya, "Pamer Akik", "Mbujuk", "Ngrasani Primadona Angkatan", "Wis Ngenomi Kabeh", "Nggumun", "Kontes Jumlah Angkatan", "Ngrasani Dosen", "Misuhi Konco", "Sok Tuwo" dan lainnya.

Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016