Pidie Jaya (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menghibur anak-anak korban gempa bumi yang berada di posko pengungsian di Meureudu, Pidie Jaya Provinsi Aceh, Jumat.

Mensos berada di tengah anak-anak di Posko pengungsian Masjid Al Istiqamah yang menyambutnya dengan nyanyian dan menyanyi bersama-sama, sambil sesekali Mensos memeluk anak-anak tersebut.

Mensos mengajak anak-anak yang sudah berkumpul di salah satu tenda untuk membaca shalawat badar bersama-sama.

Mensos juga berpesan agar anak-anak usia sekolah tersebut tidak lupa untuk rajin belajar, membaca Alquran setelah selesai shalat dan patuh kepada orang tua.

Khofifah juga sempat berdialog dengan anak-anak menanyakan cita-cita mereka.

"Kalau sudah besar mau jadi apa?" tanya Mensos kepada Balqis, salah seorang anak pengungsi yang bercita-cita ingin menjadi Menteri Sosial.

Setelah sempat berbincang-bincang sambil membaca shalawat badar, anak-anak berbaris rapi dan satu-satu menerima tas yang berisi perlengkapan serta seragam sekolah yang diserahkan Mensos.

Bermain dan bernyanyi adalah salah satu proses dari terapi psikososial dan penyembuhan trauma karena dipastikan anak-anak bahkan orang dewasa juga mengalami trauma akibat bencana.

Kementerian Sosial membangun tujuh posko pengungsian sekaligus dapur umum bagi korban gempa bumi di Provinsi Aceh.

"Total ada 7.500 pengungsi yang ditangani. Mayoritas perempuan dan anak-anak. Saya sudah meminta kepada tim di lapangan untuk mendistribusikan bantuan secara proporsional sesuai kebutuhan," kata Mensos.

Rincian posko yang telah didirikan yakni Posko Desa Rieng Blang Kecamatan Mereudu (500 jiwa), Posko Desa Meuraksa Barat Kecamatan Meureudu (800 jiwa), Posko Desa Paru Lueng Putu Kecamatan Bandar Dua (700 jiwa).

Posko Desa Meunasah Bi dan Mancang Kecamatan Meurah Dua (800 jiwa), Posko Desa Meunasah Balik Kecamatan Meuereudu (3.000 jiwa), Posko Desa Pangwa Me Kecamatan Trienggadeng (600 jiwa), dan Posko Desa Pante Reng Samalabga (1.100 jiwa).

Khofifah mengungkapkan, di tiap posko tersebut Kementerian Sosial menerjunkan tim trauma healing yang juga mendirikan "Pondok Anak Ceria". Di Pondok Anak Ceria tersebut, anak-anak nantinya diajak belajar, bermain, bernyanyi, dan berbagai kegiatan kesenian lainnya.

Pondok Anak Ceria, kata Khofifah, dikelola oleh para profesional yang terdiri atas psikolog, mahasiswa dan relawan yang berkonsentrasi terhadap psikososial dan pertumbuhan anak di tengah bencana, guna mendukung dan memahami kebutuhan anak.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016