Jakarta (ANTARA News) - Berbagai brand smartphone asal China mulai membawa ponsel dengan dual kamera belakang milik mereka ke pasar Indonesia.

Terakhir, Nubia dengan M2 dan Coolpad dengan Cool Dual. Namun, Infinix nampaknya tidak tertarik "bermain" di pasar dual kamera belakang.

SEA Regional Head Infinix Mobile Marcia Sun mengatakan bahwa dual kamera belakang tidak cocok dengan target pasar dan demografi pengguna Infinix.

"Jika kita nambah satu kamera lagi di belakang kalau fungsinya hanya untuk mengikuti iPhone 7 tidak ada gunanya," ujar Marcia kepada ANTARA News usai peluncuran S2 Pro di Jakarta, Rabu.

"Kalau menambah kamera, cost-nya sangat mahal, tidak efektif. Karena user kami tidak bisa membeli smartphone dengan harga yang sangat tinggi," lanjut dia.



(Baca: 

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Infinix ingin menghadirkan sesuatu yang unik yang menjadi identitas Infinix untuk dijadikan nilai jual lebih.

"Kami melakukan marketing research, sebenarnya banyak konsumen tidak tahu apa yang mereka inginkan, tapi kalau tahu ada selling point itu sudah cukup," kata Marcia.

Sebagai gantinya, Infinix menghadirkan ponsel selfie dual kamera depan, 13MP dan 8MP, Infinix S2 Pro, dengan harga Rp 2.450.000 yang menyasar anak muda.

Sebelum menghadirkan produk di pasar Indonesia, Marcia mengatakan bahwa tim Infinix selalu melakukan riset.

Hasil riset tersebut kemudian dikembangkan di research and development (R and D) lokal yang ada di PT Sat Nusa, manufaktur lokal di mana Infinix memenuhi regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"R and D lokal nantinya disupervisi oleh pusat R and D kami," ujar Marcia.

Sebagai informasi, selain Apple yang telah mulai mengoperasikan pusat inovasinya yang berada di BSD, Tangerang, pada bulan ini, perusahaan smartphone asal China, Vivo dan Coolpad juga berencana untuk membangun R and D di Jakarta.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017