Surabaya (ANTARA News) - Mantan anggota Komnas HAM yang kini memimpin Ponpes Tebuireng Jombang, Ir Salahuddin Wahid, berharap agar kejadian di Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan --penembakan Marinir mengangkibatkan empat warga tewas--, merupakan kejadian yang terakhir kalinya. "Kejadian Alastlogo merupakan tragedi yang harus diselesaikan secara baik dengan mengumpulkan seluruh fakta," kata Salahuddin disela-sela peluncuran buku "Sama Tapi Berbeda, Potret Keluarga Besar KH A Wahid Hasyim" di Surabaya, Minggu. Peristiwa Alastlogo agar menjadi titik tolak berakhirnya konflik. "Kedepan, kami berharap ini menjadi konflik yang terakhir antara TNI dengan warga, dalam masalah tanah dan yang lain," ucap adik Gus Dur ini. Menurut Salahuddin, masalah tanah memang bukan masalah yang mudah. Pada tahun 2003 Komnas HAM pernah membuat suatu rangkaian dialog dan sampai pada kesimpulan mengusulkan dibentuknya Komisi Nasional Penyelesaian Sengketa Tanah. "Kasus tanah banyak sekali, kalau pengadilan dan BPN tidak cukup. Dalam komisi tersebut, nantinya akan muncul banyak unsur yang mudah-mudahan bisa menyelesaikan masalah tanah," paparnya. Tentang keterlibatannya dalam kasus Alastlogo, menurut dia, sudah banyak yang mengurusi mulai dari partai, NU, Komnas HAM dan LSM. "Saya fikir upaya mereka baik-baik saja, tetapi kami akan mendengar informasi dari berbagai pihak termasuk dari TNI," ucapnya. Ketika ditanya sejauh mana keterlibatan TNI, dia mengaku tidak tahu, karena tidak mendalami. Tetapi dirinya ingin agar kasus ini tidak diulangi di masa depan. Sementara itu, Ketua Dewan Syuro DPP PKB, KH Abdurrahman Wahid menyatakan, ada sekian belas temuan-temuan dari tim PKB yang dipimpin Mahfud MD. Ketika ditanya tentang temuan-temuan itu, Gus Dur mengaku tidak hafal. "Nggak hafal semua, besok-besok saja," katanya. Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar mengharapkan, tidak ada apa yang disebut memperpanjang masalah. "Solusi hak tanah harus dituntaskan, dan kami berharap TNI AL memberi ruang yang seluas-luasnya kepada masyarakat," tuturnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007