Jakarta (ANTARA News) - Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menciptakan inovasi untuk meningkatkan kualitas jeruk lewat pengembangan pupuk berkarakter lepas lambat atau slow release fertilizer.

Pupuk lengkap lepas lambat tersebut merupakan langkah cerdas dalam menghadapi tantangan pembangunan pertanian yang semakin kompleks terutama dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, mutu panen dan kelestarian lingkungan pada tanaman jeruk.

Inovasi itu menghasilkan tiga purwarupa pupuk lengkap lepas lambat, yakni PUKAP-01, PUKAP-02, dan PUKAP-03.

Inovasi tersebut salah satunya didasari kondisi bahwa petani di Kota Batu, Jawa Timur, kini cenderung enggan menanam jeruk karena serangan hama dan penyakit, yang membuat produksi jeruk di sana merosot meski kota tersebut sempat dikenal sebagai salah satu sentra pertanian jeruk selain apel sebagai primadona utama tanaman petani setempat.

Sutopo, peneliti Balitjestro, Balitbangtan mengatakan ia membuat inovasi pupuk ini karena kebanyakan petani boros dalam penggunaan pupuk. Belum lagi, kebutuhan pupuk yang banyak untuk lahan yang luas. Pupuk inovasinya ini bisa awet hingga 3-4 bulan. Pupuk ini berbentuk bola-bola, ada yang besar dan ada yang kecil.

Sutopo mengatakan adanya selaput yang menyelimuti pupuk berbentuk bola inilah yang membuat pupuk ini bisa digunakan 3-4 bulan. 

"Pupuk ini juga memberikan nutrisi untuk tanaman dalam jangka waktu yang lama," kata Sutopo.

Pupuk yang mengandung unsur hara esensial ini, justru lebih mudah digunakan untuk kebutuhan petani jeruk meski harganya 75 persen lebih mahal dari harga pupuk di pasaran, petani bisa lebih berhemat dalam penggunaan pupuk. "Pupuk ini sudah digunakan di Jember, Banyuwangi. Tetapi masih di lingkup internal saja," imbuhnya.

Lebih jauh Kepala Balitjestro Dr. Taufiq Ratullle mengungkapkan bahwa keunggulan dari pupuk lengkap lepas lambat antara lain: kandungan nutrisi lengkap dan formulanya sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman, mampu menyediakan nutrisi untuk tanaman lebih lama, pupuk mudah diaplikasikan, hemat biaya, serta ramah lingkungan. 

Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017