KJRI Houston mengimbau seluruh masyarakat dan diaspora Indonesia yang berdomisili di wilayah kerja kami untuk waspada dan berhati-hati terhadap timbulnya dampak yang tidak diinginkan terhadap peristiwa penembakan di Texas
Jakarta (ANTARA News) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Houston mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Texas, Amerika Serikat untuk meningkatkan kewaspadaan pasca peristiwa penembakan yang terjadi di sebuah gereja di San Antonio, Texas, AS.

"KJRI Houston mengimbau seluruh masyarakat dan diaspora Indonesia yang berdomisili di wilayah kerja kami untuk waspada dan berhati-hati terhadap timbulnya dampak yang tidak diinginkan terhadap peristiwa penembakan di Texas," kata pernyataan pers dari KJRI Houston yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pihak KJRI Houston juga mengimbau WNI untuk tetap memantau perkembangan situasi melalui tayangan televisi, radio, internet atau media lainnya yang terus-menerus menyiarkan tentang perkembangan dari peristiwa penembakan tersebut.

Selain itu, para WNI yang berada di wilayah Texas dan sekitarnya juga diimbau untuk senantiasa memperhatikan anjuran pemerintah atau aparat keamanan yang berwenang di tempatnya masing-masing.

KJRI Houston hingga saat ini belum memperoleh laporan adanya WNI yang menjadi korban akibat penembakan massal tersebut. KJRI juga telah berkoordinasi dengan komunitas Indonesia yang bertempat tinggal di San Antonio untuk memastikan tidak ada korban WNI dalam peristiwa tersebut.

KJRI Houston akan terus memantau perkembangan dari peristiwa penembakan itu, baik melalui jalur resmi pemerintah AS maupun melalui komunitas masyarakat Indonesia di lokasi kejadian.

Bagi WNI yang memerlukan bantuan dan rujukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline KJRI Houston pada nomor +1 346-932-7284.

Pada Minggu, 5 November 2017 telah terjadi penembakan massal pada siang hari di Gereja First Baptist, Sutherland Springs, Texas yang berlokasi sekitar 60 kilometer tenggara kota San Antonio, Texas. Dilaporkan sebanyak 26 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Pelaku dilaporkan tewas pasca kejadian. Penyebab tewasnya pelaku belum jelas, apakah bunuh diri atau tertembak petugas yang mengejarnya. Pelaku diidentifikasi sebagai Devin Patrick Kelley, yakni seorang mantan anggota Angkatan Udara Amerika Serikat berusia 26 tahun.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017