Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil mengatakan saat ini banyak ditemukan penurunan kualitas dan kuantitas atau penyusutan badan air akibat pertambahan penduduk, peningkatan kegiatan budaya dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali terhadap badan air.
"Tahun 2018 ditargetkan 500 situ, danau, embung, waduk di seluruh wilayah Indonesia bisa disertifikasi untuk tertib pemanfaatan ruang di sekitarnya," kata Sofyan pada Peringatan Hari Tata Ruang Nasional di Kantor Kementerian ATR Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan Kementerian ATR akan mengukur dan mensertifikasi SDEW agar dapat diberikan sesuai kewenangan karena banyak badan air, salah satunya di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang hilang atau dialihfungsikan menjadi perumahan.
Sertifikasi dilakukan untuk perlindungan dan optimalisasi fungsi SDEW sebagai tempat penampungan air, pengendalian banjir, konservasi sumber daya air, pengembangan ekonomi lokal maupun tempat rekreasi.
"Untuk diketahui, di sekitar Jabodetabek saya banyak sekali situ yang sudah hilang, jadi perumahan dan macam-macam. Ada 21 situ sudah hilang dan situ yang ada sekarang sudah mengecil," ungkap dia.
Pada Peringatan Hari Tata Ruang Nasional ini, Kementerian ATR menyerahkan sertifikat Hak Pakai untuk empat situ kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai pihak yang memiliki kewenangan untuk mengelola SDEW.
Keempat situ tersebut, antara lain Situ Rawalumbu seluas 2,23 hektare di kota Bekasi, Situ Cogreg seluas 4,85 hektare di Kabupaten Bogor, Situ Pagam seluas 5,8 hektare di Kabupaten Bogor dan Situ Tlajung Udik seluas 5,63 hektare di Kabupaten Bogor. Sertifikat diterima oleh Sekretaris Jendral Kementerian PUPR Anita Firmanti Eko Susetyowati.
Sofyan menambahkan selain sertifikat yang diserahkan hari ini, masih ada 27 situ di Jabodetabek yang masih dalam proses sertifikasi.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
