Jakarta (ANTARA News) - Presiden Timor Tumur Jose Ramos-Horta sudah bertemu dengan seorang pengikut pemimpin pemberontak Mayor Alfredo Reinado dan ingin pemburuan atas buron itu dihentikan. Pemburuan itu dilancarkan pemerintahnya dan penjaga perdamaian pimpinan Australia pada Februari sesudah ia dan pengikutnya menyerang beberapa pos terdepan polisi perbatasan dan melarikan puluhan senjata mereka. Ramos-Horta mengatakan kepada Radio Timor Timur bahwa ia dan Jaksa Agung Longuinhos Monteiro bertemu dengan bawahan Reinado, dikenali sebagai Susar, di kabupaten Manufahi di selatan Dili pada Sabtu. "Saya tidak mau melihat orang Timor ketakutan, bersembunyi dan lari ke hutan, diburu tentara antarbangsa seperti binatang," kata presiden itu sebagaimana dikutip AFP. "Jika ada masalah, saya akan datang ke gunung, hutan dan lembah untuk berbicara dan mencari pemecahan," katanya, dengan menambahkan bahwa ia akan bertemu dengan pemangku jabatan Perdana Menteri Estanislau Da Silva, kepala duta Perserikatan Bangsa-Bangsa Atul Khare, penjaga perdamaian dan polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencari cara menghentikan gerakan itu. Susar memberitahu radio Timor Timur bahwa kelompok Reinado siap ikut dalam perundingan, tapi tentara antarbangsa perlu pergi lebih dulu, sehingga masalahnya dapat dipecahkan. Reinado berulang kali menyatakan akan menyerah kepada yang berwenang jika gerakan tentara dihentikan. Tentara pimpinan Australia menyerang tempat persembunyian gunungnya pada Maret, membunuh lima pendukung bersenjatanya dalam serangan gagal. Ramos-Horta pada April, waktu menjabat perdana menteri, menyatakan ingin perburuan tersebut dihentikan. Reinado, yang mendapat bantuan dari kelompok kecewa dari Timor Timur barat, termasuk sekitar 600 tentara dipecat sesudah meninggalkan tentara tahun lalu akibat tuduhan pembedaan, karena mereka datang dari bagian barat. Dalam kekerasan jalanan melibatkan tentara, polisi dan kelompok pemuda sesudahnya, sedikit-dikitnya 37 tewas dan 150.000 lagi mengungsi. Pasukan penjaga perdamaian pimpinan Australia kemudian dikirim untuk memulihkan keamanan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007