Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berharap realisasi investasi Korea Selatan di sektor infrastruktur.

Harapan itu disampaikan Luhut di sela-sela pertemuan dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korsel, Kim Hyun-mee, dalam kunjungan kerja ke Seoul, Korsel, Selasa (19/12), demikian keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Investasi luar negeri, termasuk dari Korsel, masih dibutuhkan Indonesia untuk membiayai proyek infrastruktur lantaran keterbatasan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menteri Kim mengatakan negaranya saat ini mengalokasikan lebih banyak lagi dana untuk investasi infrastruktur di luar negeri.

"Kedua kepala negara RI dan Korea Selatan telah menyetujui untuk mendorong kerja sama investasi. Kami memberi dukungan seluas-luasnya kepada perusahaan-perusahaan yang menanamkan modalnya di Indonesia dan kami harap Indonesia juga melakukan hal yang sama," katanya.

Ia menuturkan, seiring dengan tren yang mendunia saat ini, Pemerintah Korsel sekarang sedang sangat aktif berinvestasi di bidang infrastruktur.

"Kami mengalokasikan dana untuk pembiayaan infrastruktur negara-negara berkembang, tahun ini nilainya kami naikkan 500 miliar dolar AS, dari jumlah tersebut 100 miliar dolar AS kami alokasikan untuk negara-negara ASEAN," katanya.

Kim mengatakan Korsel telah berkomitmen untuk turut serta dalam pembiayaan pembangunan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) tahap dua dan tiga tetapi yang masih diharapkannya adalah kepastian investasi. Ia mengklaim negaranya telah sukses membangun kereta api cepat yang diadaptasi dari teknologi Prancis.

"Korea Selatan sangat tertarik mengikuti tender bakal pelanting untuk LRT, produk kami ini sudah terkenal secara global," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Luhut menyambut baik dan berharap sudah ada yang bisa terealisasi sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara tersebut.

Ia juga berjanji akan memberi kabar mengenai lelang tersebut.

Korea Selatan menjadi investor terbesar ketiga yang masuk ke Indonesia setelah Singapura dan Jepang. Sepanjang periode 2012-2016, investasi dari perusahaan asal negeri ginseng mencapai 7,5 miliar dolar AS untuk 7.607 proyek.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017