Balikpapan (ANTARA News) - Kekalahan Persiba Balikpapan dari Blitar United berbuntut denda sebesar Rp15 juta dari Komisi Disiplin PSSI, karena ulah penonton melempar botol plastik ke lapangan pada pertandingan Liga 2 di Stadion Batakan, Sabtu (5/5).

"Kami baru saja terima suratnya dari Komdis," kata Manajer Persiba Masdar Aspiran di Balikpapan, Minggu.

Perbuatan melempar benda-benda apa pun saat pertandingan berlangsung terlarang sesuai Pasal 70 Lampiran I Kode Disiplin PSSI.

Persiba kebobolan di babak pertama dan babak kedua dalam pertandingan tersebut, tetapi gagal memperbaiki permainan dalam waktu dua kali 45 menit.

Hasil buruk itu membuat sejumlah penonton bereaksi dengan menyoraki pemain dan melakukan aksi lempar, kebanyakan botol-botol plastik air minum ke tengah lapangan.

"Ini ulah oknum yang tidak bertanggung jawab," lanjut Masdar Aspiran.

Mengenai hasil buruk yang didapat Persiba saat itu, terang Masdar, sudah ada yang bertanggung jawab, yaitu pelatih dan manajemen.

Hal kekesalan dan ketidakpuasan penonton bisa dimaklumi, tetapi melakukan lemparan ke dalam lapangan adalah perbuatan terlarang, antara lain juga karena bisa membahayakan keselamatan pemain.

"Dan kalau masih ada yang mengulangi aksi yang sama, Persiba bisa terkena denda yang lebih besar," kata Masdar lagi.

Hukuman terberat adalah bermain tanpa penonton dan bisa bertambah berat lagi bila diusir dari stadion kandang selama beberapa pertandingan.

Oleh karena itu, Masdar berharap agar suporter atau penonton tidak lagi melakukan hal yang sama, apa pun kejadian di lapangan.

Hal pertandingan sudah ada perangkat pertandingan, mulai dari wasit, hakim garis, sampai inspektur pertandingan yang mengawasi dan mencatat semua kejadian selama pertandingan berlangsung.

"Yang kami harapkan dukungan penuh untuk Persiba, dengan kreativitas seperti koreografi dan musik yang membuat semangat juang pemain bertambah berlipat-lipat untuk memenangkan pertandingan," demikian Masdar.

Baca juga: Persiba bangkit saat hancurkan Semeru FC 3-0

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018