Havana (ANTARA News) - Presiden Kuba, Fidel Castro, menyatakan bahwa empat atlet Kuba membelot saat mengikuti Pan American Games di Rio de Janeiro, termasuk bintang tinju Guillermo Rogondeaux, dan menuduh Amerika Serikat dan Jerman menawari mereka uang untuk pergi. "Minggu lalu, kami menerima berita sedih bahwa dua dari petinju paling terkemuka, Guillermo Rigondeaux dan Erislandy Lara, tidak tampil untuk melakukan timbang badan," kata Castro dalam sebuah artikel yang akan dirilis pers Kuba, Selasa. Itu merupakan konfirmasi resmi pertama yang datang dari Kuba mengenai pembelotan para petinju itu, termasuk dua olahragawan lainnya yang "lenyap" pekan lalu di Rio - pemain handball Rafael Da Costa Capote dan pelatih senam Lazaro Lamelas. "Mereka KO dengan pukulan langsung, dibayar dengan uang Amerika," kata Castro, seperti dilaporkan DPA. "Pengkhianatan untuk uang adalah salah satu senjata yang dipilih AS untuk menghancurkan pertahanan Kuba." Pemimpin Kuba itu juga menuduh "mafia" Jerman membawa petinju Kuba untuk bekerja secara profesional di negara tersebut, secara tidak langsung menunjuk pada tiga bintang besar tinju Kuba lainnya, Yan Barthelemy, Yuriorkis Gamboa dan Odlanier Solis, yang membelot pada Desember 2006 dalam satu turnamen di Caracas dan sekarang menjadi petinju profesional di Jerman. "Ada mafia yang memilih, membeli dan mempromosikan petinju Kuba dalam event-event olahraga internasional," kata Castro. Mafia Jerman itu menggunakan "metode psikologis canggih dan jutaan dolar." Pembelotan Rigondeaux adalah pukulan berat bagi olahraga Kuba, karena pemain berusia 26 tahun itu dianggap sebagai salah satu bintang terbesar dalam tim Kuba. Tinju adalah salah satu olahraga terkenal di negara itu. Rigondeaux memenangi 142 pertarungan secara beruntun dalam 1999-2003 dan menjadi petinju besar terakhir dalam generasinya. Dengan membelotnya Rigondeaux, Kuba tidak punya lagi juara Olimpiade yang tinggal di pulau tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007