Jakarta (ANTARA News) - Ilmuwan berupaya memecahkan misteri sebuah objek langit seukuran planet, yang berjarak 20 tahun cahaya dari bumi dan memiliki medan magnet yang sangat kuat.

“Objek ini menarik karena mempelajari mekanisme dinamo magnetiknya, kami dapat tambahan bagaimana mekanisme yang sama dapat beroperasi di planet ekstrasolar, planet yang berada di luar sistem tata surya,” kata penulis utama studi astrofisikawan Universitas Arizona, Melodie Ko, dilansir Space.com.

Objek langit yang dinamai SIMP J01365663+0933473, mempunyai medan magnet 200 kali lebih kuat dari Jupiter, antara 16-54 kali dari Bumi, menurut NASA.

Ilmuwan belum dapat menyingkap bagaimana objek ini dapat memiliki medan magnet yang sangat kuat.

Bukan hanya soal medan manget yang belum berhasil diketahui, ilmuwan juga belum dapat memutuskan objek ini ke dalam kategori apa.

Semula, mereka mengira SIMP J01365663+0933473 adalah “brown dwarf” atau katai cokelat, alias “bintang gagal”. Katai cokelat berukuran lebih besar dari planet pada umumnya, tapi, tidak cukup besar untuk melebur hidrogen seperti yang dilakukan bintang.

Soal ukuran, ilmuwan meyakini SIMP J01365663+0933473 13 kali lebih besar dari massa Jupiter.

Objek yang ditemukan pada 2016 ini semula dimasukkan ke dalam katai cokelat yang besar dan tua. Tapi, setelah diteliti lebih dalam, SIMP J01365663+0933473 berusia relatif muda, yakni 200 juta tahun dan ukurannya hanya 12,7 kali dari massa Jupiter.

Studi yang dimuat di Astrophysical Journal pada 31 Juli lalu mengungkapkan objek ini berdiri sendiri, tidak mengorbit bintang.

Berdasarkan karakteristiknya, SIMP J01365663+0933473 berada di antara planet atau katai cokelat.

“Kami terkejut, tapi, dapat membantu kami memahami proses magnetik di bintang maupun planet. Kami rasa mekanisme ini tidak hanya berlaku di katai cokelat, tapi juga di planet gas raksasa dan terestrial,” kata Kao.

Daya tarik SIMP J01365663+0933473 lainnya bagi para ilmuwan, objek ini juga memiliki aurora sehingga dapat diobservasi menggunakan teleskop radio.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018