Jakarta (Antara News) - Standar prinsip dan kriteria baru Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) 2018 terkait penerapan industri sawit berkelanjutan telah disahkan dan siap diadopsi oleh para anggota RSPO di berbagai dunia.

Ratifikasi Prinsip dan Kriteria (P&C) 2018 ditandai dengan kesepakatan seluruh anggota RSPO usai Konferensi Tahunan ke-16 RSPO (RT16) dan 15th Annual General Assembly (GA15) pada Kamis (15/11). Pengesahan P&C RSPO 2018 ini telah disepakati oleh seluruh anggota dan resmi menggantikan standar sebelumnya yang disahkan pada 2013.

Chief Executive Officer RSPO Datuk Darrel Webber melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, menyambut baik standar P&C 2018 terbaru yang diadopsi dengan sistem konsensus yang mencakup sejumlah elemen baru, seperti zero deforestasi melalui penerapan Pendekatan Stok Karbon Tinggi.

"Kami mendukung transparansi dan inklusivitas dalam sistem RSPO, meningkatkan penerapan standar RSPO, meningkatkan serapan pasar minyak sawit berkelanjutan melalui tanggung jawab bersama, dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan visi bersama dalam transformasi pasar," kata Darrel. 

RSPO dengan lebih dari 4.000 anggota global menghasilkan simpulan pada Konferensi RT16 dengan memfokuskan pada elemen-elemen utama dari Prinsip dan Kriteria RSPO (P&C) yang baru, yaitu menghentikan deforestasi, melindungi lahan gambut, memperkuat hak asasi manusia dan tenaga kerja.

Proses peninjauan kolaboratif yang melibatkan banyak stakeholders telah dimulai pada Maret 2017 hingga Oktober 2018 dan mendapatkan hampir 11.500 tanggapan dari para pemangku kepentingan untuk dibahas, diratifikasi dan dilakukan pemungutan suara pada General Assembly RSPO, Kamis (15/11) lalu.

Baca juga: Enam kelompok tani Indonesia terima sertifikasi RSPO

Menurut Darrel, P&C yang baru ini menjadi hasil dari peninjauan dan konsultasi publik selama 60 hari, termasuk 18 acara tatap muka di 13 negara, enam pertemuan Satuan Tugas, dan partisipasi masyarakat sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga standar ini menjadi tinjauan paling inklusif bagi RSPO.

Proses peninjauan juga menghasilkan pengembangan selanjutnya dari standar tambahan dan terpisah khususnya untuk petani swadaya sebagai bahasan dalam ratifikasi pada November 2019.

Poin-poin penting dalam perubahan P&C RSPO 2018 adalah upaya menghentikan deforestasi, melindungi lahan gambut, memperkuat hak asasi manusia dan tenaga kerja, serta pengembangan selanjutnya Standar Khusus untuk sertifikasi petani swadaya mandiri.

P&C 2018 ini segera berlaku dan siap diterapkan oleh para pemilik perkebunan anggota RSPO dengan waktu transisi satu tahun untuk melaksanakan perubahan.

Ada pun P&C RSPO adalah standar terkait lingkungan dan sosial yang harus dipatuhi oleh para anggota RSPO, untuk memenuhi standar sertifikasi RSPO.

Skema ini ditinjau setiap lima tahun dan mengacu pada International Social and Environmental Accreditation and Labelling Alliance (ISEAL), sebuah asosiasi keanggotaan global untuk standar keberlanjutan yang kredibel.

Topik lainnya yang menarik dalam pembahasan Konferensi RT16 antara lain "Pembiayaan yang Berkelanjutan" dan "Konsumsi dan Produksi Berperan di Pasar Berkembang" serta rilis Laporan Dampak terbaru RSPO.

Konferensi RT16 diadakan di The Magellan Sutera Resort, Kota Kinabalu, Malaysia pada 12-15 November 2018, dengan lebih dari 850 perwakilan dari industri minyak sawit global yang hadir, termasuk para pemimpin perusahaan, lembaga keuangan, pembuat kebijakan, akademisi, dan LSM lingkungan hidup dan sosial dari seluruh dunia.

Baca juga: Asosiasi industri sawit perkuat perlindungan HAM dan hak pekerja
Baca juga: RSPO segera sahkan larangan sawit lahan gambut

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018