jamban-jamban yang ada di sungai dihapuskan, sebagai gantinya dibuatkan jamban di darat
Sampit (ANTARA News) - Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, menggagas program pembuatan 1.000 jamban darat di Kabupaten Kotawaringin Timur, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

"Jadi nanti jamban-jamban yang ada di sungai dihapuskan, sebagai gantinya dibuatkan jamban di darat. Kami menargetkan 1.000 jamban pada 2019 nanti," kata Direktur Polairud Polda Kalteng Kombes Badarudin di Sampit, Sabtu.

Menurut Badarudin rencana pembuatan 1.000 jamban darat itu merupakan bagian dari "Program Cinta Sungai" yang mereka jalankan. Program ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan sebagian masyarakat yang masih sering buang hajat atau air besar di sungai, berpindah menggunakan jamban di darat atau tanah.

Sungai merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk itu, kualitas air sungai harus dijaga yakni dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke sungai.

"Kebiasaan sebagian masyarakat buang hajat di sungai, turut berkontribusi terhadap pencemaran kualitas air sungai. Hal itu harus dihentikan, atau setidaknya bisa dikurangi karena dampaknya juga akan dirasakan oleh masyarakat luas jika air sungai tercemar dan tidak layak lagi dipergunakan," katanya.

Badarudin mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait rencana pembuatan 1.000 jamban tersebut. Dia berharap pemerintah daerah mengalokasikan anggarannya sehingga program bersama itu bisa dijalankan dengan melibatkan pihak lain, khususnya masyarakat untuk bisa mendukung program tersebut.

Sejauh ini, kata dia, pemerintah kabupaten antusias merespons gagasan tersebut. Dia berharap pembuatan 1.000 jamban itu bisa terwujud sehingga secara perlahan mengurangi pencemaran sungai dan membawa dampak positif terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

"Kotawaringin Timur dipilih menjadi daerah pertama untuk pelaksanaan program ini. Rencananya akan ada desa percontohan menjadi desa tanpa jamban sungai. Jika sudah terlaksana, program ini akan dilaksanakan di daerah lainnya di Kalimantan Tengah," kata dia.

Selama ini Direktorat Polairud Polda Kalteng, sebenarnya mulai menjalankan program ini di beberapa daerah, namun hanya percontohan. Program Cinta Sungai yang dilanjutkan dengan pembuatan jamban darat itu juga disertai kampanya kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah dan hajat di sungai.

"Memang sulit mengajak masyarakat, tapi kita tidak boleh menyerah. Terkadang disiapkan tempat sampah di darat, tapi yang mengangkutnya tidak ada, akhirnya mereka kembali membuang ke sungai. Makanya ini memerlukan kerja sama banyak pihak," ujar Badarudin.

Terkait program-program ramah lingkungan, Badarudin menegaskan pihaknya tidak hanya mengajak atau mengimbau masyarakat, tetapi juga melaksanakan. Saat ini Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah sudah mampu menghasilkan air bersih sendiri dengan membuat penyaringan air sungai berskala besar sehingga bisa memenuhi kebutuhan air bersih di kantor mereka.

Lahan kosong di bagian belakang markas Direktorat Polairud Polda Kalteng, kini juga dimanfaatkan dengan membuat dua kolam ikan berukuran besar. "Hasilnya kini bisa dinikmati bersama dengan panen berbagai jenis ikan. Selain itu, lingkungan juga menjadi rapi dan indah sehingga membuat nyaman," ujarnya.

Baca juga: KSAD: TNI canangkan bangun satu juta jamban
Baca juga: Dorong hidup sehat, Japfa bantu bangun jamban untuk warga Sragen

 

Pewarta: Kasriadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018