Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi sekitar 5 menit 21 detik.
Bandarlampung  (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).

Menurut BMKG, dalam rilis diterima di Bandarlampung, Sabtu malam, meneruskan informasi dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, menunjukkan kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi sekitar 5 menit 21 detik.

Terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau (kaca dan pintu pos bergetar).

Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.

Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi Banten bukan karena gempa Bumi
 

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018