Kediri (ANTARA News) - Status "Waspada" yang ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terhadap Gunung Kelud, kini dimanfaatkan untuk ajang bagi-bagi proyek yang nilainya miliaran rupiah. Dalam rapat koordinasi Satlak Penanggulangan Bencana yang dipimpin Sekda Kabupaten Kediri, Djoko Suharno, di kantor Pemkab Kediri, Jawa Timur, Kamis, setiap instansi dan kecamatan di daerah itu menyampaikan kebutuhan dana untuk penanggulangan letusan kelud, meski tanpa dilengkai uraian penggunaannya. Kecamatan Plosoklaten dengan jumlah penduduk yang terancam bencana letusan Gunung Kelud sekira 5.681 jiwa, mengajukan dana sebesar Rp1,8 miliar. Demikian juga dengan Kecamatan Puncu dengan jumlah penduduk terancam bencana 6.686 jiwa dan Kecamatan Kepung dengan penduduk berpotensi terkena akibat bencana mencapai 4.000 jiwa, masing-masing mengajukan Rp1 miliar. Sedangkan Kecamatan Ngancar wilayah yang berdekatan dengan danau kawah Gunung Kelud dengan jumlah penduduk 5.837 jiwa hanya mengajukan dana Rp600 juta. Dinas Kesehatan mengajukan anggaran pembelian obat-obatan dan pengadaan 5.000 masker untuk para pengungsi mencapai Rp100 juta. Tak ketinggalan bagian kesekretariatan Humas pun turut melakukan hal serupa. Sementara Polres Kediri dan Kodim 0809 serta Dinas Perhubungan juga mengajukan anggaran ratusan juta untuk menggelar simulasi penanganan pengungsi. "Semua ini masih dalam pengajuan yang akan kami putuskan paling lambat pekan depan," kata Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri, Ruslan Efendi. Ia menganggap semua usulan anggaran itu masih dalam batas-batas kewajaran, meskipun sampai saat ini status Gunung Kelud masih tetap Waspada. "Ini untuk jaga-jaga saja, kalau-kalau Gunung Kelud meletus. Soal darimana asal anggaran tersebut, kita punya dana cadangan," katanya tanpa menyebut jumlah dana cadangan. Terkait tidak adanya petunjuk yang jelas mengenai penanganan para pengungsi, Ruslan Efendi menyatakan, masih dalam pembahasan karena pihaknya akan melakukan simulasi di bawah koordinasi Kodim 0809 Kediri. Sementara itu perkiraan jumlah warga yang berpotensi terkena bencana letusan Gunung Kelud bertambah. Jika dalam rapat koordinasi Satlak pada Kamis (20/9) lalu tercatat 18.204 jiwa, maka sekarang bertambah menjadi 22.204 jiwa. Namun demikian tak ada satu instansi pun yang bisa memberikan alasan pertambahan perkiraan jumlah warga yang berpotensi terkena bencana. Sebelumnya Kepala Pusat PVMBG Bandung, Surono, meminta semua pihak tidak menafsirkan secara berlebihan status Waspada pada gunung berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut yang terakhir mengalami erupsi pada 10 Februari 1990 itu. "Kalau semua gunung berstatus Waspada ditafsirkan seperti Gunung Kelud ini, kesannya Indonesia seperti mau kiamat," katanya saat ditemui di danau kawah Gunung Kelud, di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Selasa (25/9) lalu. Ia menyebutkan, di Indonesia ada 13 gunung api yang berstatus Waspada (Level II), termasuk Gunung Kelud sejak 11 September 2007. Sedang dua gunung di Sulawesi Utara, Gunung Karang Etang dan Gunung Soputan, statusnya Siaga (Level III) dengan warga yang mengungsi mencapai ratusan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007