Laporan tidak resmi bahwa Menteri Keuangan AS sedang mempertimbangkan penurunan tarif impor China mendorong kenaikan lebih lanjut untuk aset-aset berisiko
Sydney (ANTARA News) - Saham -saham Bursa Australia menguat pada awal perdagangan Jumat pagi, didukung sektor teknologi setelah optimisme global menetapkan nada positif untuk saham-saham lokal.

Pada pukul 10.30 waktu setempat, indeks acuan S&P/ASX 200 naik 21,70 poin atau 0,37 persen menjadi diperdagangkan di 5.871,80 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang lebih luas naik 21,90 poin atau 0,37 persen pada 5.931,70 poin.

"Laporan tidak resmi bahwa Menteri Keuangan AS sedang mempertimbangkan penurunan tarif impor China mendorong kenaikan lebih lanjut untuk aset-aset berisiko dalam perdagangan semalam," kata Kepala Analis CMC Markets, Michael McCarthy, seperti dikutip Xinhua.

"Investor saham adalah penerima manfaat utama, meskipun tembaga, bijih besi dan baja semuanya terangkat karena berita tersebut."

Saham-saham teknologi informasi memimpin kenaikan dengan bank dan penambang juga memberikan dukungan, sementara industri dan jasa-jasa komunikasi membebani.

Di sektor keuangan, bank-bank besar Australia bangkit dengan Commonwealth Bank naik 0,33 persen, ANZ naik 0,23 persen, National Australia Bank naik 0,24 persen, dan Westpac Bank naik 0,54 persen.

Saham-saham pertambangan meningkat, dengan BHP naik 0,91 persen, Fortescue Metals naik 1,32 persen, Rio Tinto naik 0,65 persen, dan penambang emas Newcrest naik 0,30 persen.

Produsen-produsen minyak dan gas terangkat, dengan Oil Search naik 0,39 persen, Santos naik 0,17 persen, dan Woodside Petroleum naik 0,03 persen.

Jaringan supermarket terbesar di Australia menguat, dengan Coles naik 0,41 persen, dan Woolworths naik 0,18 persen.

Sementara itu raksasa telekomunikasi Telstra melemah 0,34 persen, maskapai penerbangan nasional Qantas menguat 0,66 persen, dan perusahaan biomedis CSL meningkat 0,27 persen.

Baca juga: Wall Street menguat, Saham Morgan Stanley anjlok

Baca juga: Harga emas turun tipis, tertahan ketidakpastian Brexit

Baca juga: Dolar sedikit menguat, AS pertimbangkan longgarkan tarif impor dari China

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019