Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat telah melakukan ekspor 8.000 ton "Palm Kernel Oil" (PKO) ke Cina.

Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa, Selasa mengatakan ekspor perdana PKO yang merupakan olahan turunan buah kelapa sawit itu telah dilakukan pada Jumat (8/3) di Pabuhan PT Tanjung Sarana Lestari (TSL) di Desa Ako Kecamatan Pasangkayu.

Bupati berharap dengan adanya ekspor PKO itu dapat memberi efek domino pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Pasangkayu, terutama para petani sawit.

"Diharapkan perusahaan pengolah buah sawit di Pasangkayu bisa menyerap lebih banyak buah sawit masyarakat," ujarnya.

"Dengan adanya ekspor ke Cina tersebut, juga telah mempromosikan nama daerah ini ke luar negeri sehingga nama Kabupaten Pasangkayu bisa dikenal luas secara internasional," kata Agus Ambo Djiwa.

Tanaman sawit kata Agus Ambo Djiwa, telah menjadi komoditi andalan di Kabupaten Pasangkayu.

Sawit lanjutnya, menjadi salah satu penopang utama pada peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Pasangkayu.

"Hampir mayoritas masyarakat Pasangkayu memiliki tanaman perkebunan ini," ucapnya.

Melimpahnya produksi buah sawit di Pasangkayu kata Bupati, tidak terlepas dari kehadiran sejumlah perusahaan yang mengelola perkebunan sawit dengan skala luas.

“Sehingga kami dari pemerintah akan terus memastikan bagaimana perusahaan sawit ini bisa berjalan dengan baik di Pasangkayu dengan empermudah proses administrasi dan lain sebagainya," tutur Agus Ambo Djiwa.

Sementara saat pelepasan kapal tanker pemuat PKO, Sekretaris Badan Karantina Pertanian Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju ArifinTasrif menyampaikan bahwa ekspor PKO ke Cina itu merupakan salah satu capaian yang cukup menggembirakan dari perusahaan sawit dan Pemkab Pasangkayu.

"Ini Menandakan adanya penambahan produk dari olahan turunan buah sawit selain Crude Palm Oil (CPO)," ujarnya.

Ia menyebut ekspor PKO sangat mendukung keinginan pemerintah untuk menggenjot ekspor migas dan nonmigas dalam rangka meningkatkan devisa perekonomian nasional di tahun 2019.

"Persaingan global antarnegara, antarkawasan semakin meningkat. Olehnya, kami di jajaran Kementerian Pertanian bahu-membahu, bagaimana caranya meningkatkan kualitas dan kuantitas, serta menjaga kesinambungan produksi komoditas perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan hortikultura. Kenapa karantina karena untuk memastikan jaminan kesehatan, sehingga prodak yang diekspor tidak mendapat hambatan," jelas ArifinTasrif.

Direktur PT. Astra Agro Lestari Areal C1 Arif Catur Irawan menyampaikan, selain lima pabrik CPO, pihaknya juga memiliki tiga pabrik PKO.

Ketiga pabrik itulah yang menjadi tumpuan produksi PKO di Pasangkayu.

“Ekspor ini adalah kebanggaan kami secara umum dan Pemkab Pasangkayu secara khusus. Perlu diketahui mengelolah PKO ini tidak selalu kami lakukan, tergantung permintaan pasar," terangnya. 

Pewarta: Amirullah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019