Banda Aceh (ANTARA News) - Tim SAR kembali menyisir perairan laut Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), untuk mencari tiga prajurit TNI AL yang hilang saat pesawat intai maritim Nomad jatuh di wilayah tersebut, Minggu, 30 Desember 2007. Hingga hari keempat, Rabu, upaya pencarian korban jatuhnya pesawat Nomad P833 masih dilakukan dengan melibatkan tim SAR dari Jakarta, PT Arun Lhokseumawe dan Kota Banda Aceh serta dibantu nelayan setempat, kata staf Humas Pemko Sabang, Mustaqim. Mutaqim menjelaskan Mabes TNI AL mengerahkan KRI Teluk Celukan Bawang, KAL Seulako dan satu pesawat Cassa, Polri mengerahkan dua kapal patroli Satpol Air serta sejumlah perahu nelayan setempat. Pesawat Nomad jatuh setelah lepas landas (take off) dari Bandara Maimun Saleh, Sabang pada Minggu (30/12), sehingga dua dari tujuh awaknya meninggal dunia. Tiga korban lainnya yakni Lettu Eri Syambudi (pilot), Letda Aris Supitoyo (co pilot), dan Mayor Suwito (Komandan Lanudal Sabang), hingga Rabu masih dinyatakan hilang. Sedangkan empat lainnya sudah ditemukan, dua orang selamat, yakni Agus Riadi dan Serka Agustono, sedangkan dua lagi meninggal dunia, yakni Triadi (PNS) dan Serma F Yudi. Korban selamat kini telah dievakuasi ke Jakarta guna menjalani perawatan medis. Para keluarga korban yang belum ditemukan terus berdoa dan memadati lokasi pencarian jatuhnya pesawat intai maritim TNI AL tersebut. Pencarian yang dipimpin langsung Danlanal Sabang, Kolonel (L) Tri Wahyudi akan berlangsung selama sepekan dan setelah itu akan diteruskan dengan pencarian kasat mata. "Biasanya setelah seminggu, jasad korban yang berada di air akan mudah hancur, sehingga sulit dikenali," ujar Danlanal. Namun demikian, setelah sepekan, pihaknya akan terus melakukan pencarian dengan kasat mata, artinya dengan melakukan penyisiran di sepajang pantai dan laut, katanya. Danlanal menyatakan, pihakya juga berupaya mencari badan pesawat yang tenggelam dengan melakukan pendeteksian logam. Namun, unsur-unsur pencarian belum didukung oleh peralatan lengkap, sehingga sulit mendektesi logam di dasar laut. "Peralatan yang kita punya Ekosunder (peralatan pengukur kedalaman air). Jadi kedalaman jatuhya pesawat mencapai 70 meter, sedangkan tim penyelam sudah melakukan pencarian pada kedalaman 60 meter, namun belum berhasil menemukan badan pesawat karena banyak karang," ujarnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008