Banda Aceh (ANTARA News) - Jasad seorang korban pesawat Nomad P833 yang dievakuasi Rabu, ditemukan oleh Heri, seorang anak kecil berusia tujuh tahun, ketika ia tengah bermain di pinggir pantai Sumur Tiga, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). "Heri awalnya tidak menyangka jika yang terapung itu jasad dari seorang korban pesawat Nomad. Temuan itu langsung dilaporkan kepada warga setempat," kata seorang warga Sabang, Adnan Hasyim, di Sabang. Adnan Hasyim yang mengaku aktif dalam pencarian korban jatuhnya pesawat intai maritim TNI AL itu menjelaskan, jasad yang ditemukan itu ternyata Dan Lanudal Sabang, Mayor Suwito. "Almarhum akan diterbangkan ke Medan, Sumatera Utara, untuk dikebumikan di wilayah tersebut," katanya seraya menambahkan belum mengetahui waktu keberangkatan jenazahnya. Belum diperoleh konfirmasi dari pihak TNI AL tentang penemuan jasad korban pesawat jatuh di perairan kawasan Pulau Weh, Sabang atau sekitar 16 mil dari Kota Banda Aceh itu. Pesawat militer yang berawak tujuh (enam TNI AL dan seorang PNS) tersebut jatuh setelah lepas landas (take-off) dari Bandara Maimun Saleh, Sabang, sekitar pukul 11.00 WIB pada 30 Desember 2007. Empat personil ditemukan setelah beberapa saat pesawat jatuh, dua diantaranya meninggal dunia dan dua dalam kondisi kritis. Dengan ditemukan satu jenazah pada Rabu, maka dua personil TNI AL hingga kini masih dinyatakan hilang. Dua awak yang hingga kini belum diketahui nasibnya itu yakni Lettu Eri Syambudi (pilot), Letda Aris Supitoyo (co pilot). Sementara dua korban selamat dan dirawat di rumah sakit di Jakarta masing-masing bernama Agus Riadi dan Serka Agustono. Sementara korban tewas yang ditemukan pada hari pertama musibah itu adalah Triadi (PNS pada Lanudal Sabang) dan Serma F Yudi. Sedangkan upaya pencarian terhadap sisa korban yang belum ditemukan serta bangkai pesawat Nomad terus dilakukan dengan melibatkan tim SAR TNI AL dari Jakarta, PT Arun Lhokseumawe dan Kota Banda Aceh serta sejumlah nelayan setempat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008